EKSKLUSIF: Foto Bendera ISIS dan Motor Pengebom Gereja Surabaya

Tampak bendera hitam khas ISIS yang ditemukan setelah ledakan bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Surabaya

idealoka.com – Aparat kepolisian mengamankan sejumlah barang bukti diduga milik pelaku peledakan bom di Gereja Katolik Paroki Santa Maria Tak Bercela di Surabaya, Jawa Timur. Dua dari sejumlah barang bukti adalah sepeda motor dan bendera hitam khas Islamic State in Iraq and Syria (ISIS).

Sebagian sepeda motor jenis bebek tersebut sudah rusak dan hangus. Sedangkan bendera ISIS yang diduga dibawa pelaku masih utuh. Belum diketahui apakah bendera tersebut terlempar saat bom meledak sehingga masih utuh.

Tak banyak awak media yang tahu dan mengambil foto bendera tersebut saat salah satu petugas SAR menunjukkannya ke petugas Laboratorium Forensik (Labfor) kepolisian. Idealoka.com sempat mengabadikan barang bukti penting tersebut dengan rekaman video meski sebentar karena tertutup petugas. Setelah dilihat sebentar oleh petugas Labfor, bendera itu pun langsung dimasukkan dalam kardus. “Wah, enggak kelihatan benderanya, tertutup petugas,” kata seorang fotografer media asing di Surabaya.

Sepeda motor milik pelaku sempat diteliti petugas Laboratorium Forensik di salah satu ruangan di Gereja Santa Maria, Minggu malam, 13 Mei 2018. Setelah dikumpulkan, berbagai barang bukti tersebut dievakuasi ke luar dari gereja.

Sepeda motor yang dikendarai pengebom di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Surabaya

Petugas Dinas Kebersihan Kota Surabaya dibantu berbagai pihak membersihkan puing-puing kaca dan serpihan bangunan gereja yang berserakan. Petugas juga menyemprot jalan di depan gereja yang berserakan dengan puing-puing kaca dari bangunan gereja. Karena ledakan bom yang dahsyat, tampak masih tersisa bercak darah dan serpihan daging diduga dari tubuh korban atau pelaku bom bunuh diri yang menempel di salah satu kotak gardu listrik di depan gereja.

Minggu malam, sejumlah tokoh datang ke gereja setempat diantaranya Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) yang juga anggota Dewan Pengarah Pembinaan Ideologi Pancasila Romo Benny Susetyo, Ketua Pembinaan Ideologi Pancasila Jawa Timur Riyono, dan budayawan Ngatawi Al-Zastrow.

“Teroris telah menciderai nilai-nilai Pancasila dan mari kita dukung aparat penegak hukum untuk menegakkan aturan,” kata Riyono. Ia juga mengimbau agar masyarakat sama-sama menjaga anggota keluarga dari ancaman ideologi radikal. “Mari bersama-sama menjaga generasi muda dari pengaruh radikalisme,” katanya.

Minggu pagi, 13 Mei 2018, bom meledak hampir bersamaaan di tiga gereja di Surabaya. Bom pertama meledak di gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya Nomor 1, bom kedua meledak di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Raya Diponegoro, dan terakhir di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jalan Arjuno. Bom bunuh diri di tiga gereja ini dilakukan satu keluarga mulai dari ayah, ibu, dan empat anaknya yang masih di bawah umur.

Minggu malam, bom juga meledak di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Wonocolo, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo. Bom meledak di kamar yang dihuni keluarga anggota jaringan teroris akibat ceroboh. Senin pagi, 14 Mei 2018, bom kembali meledak di pintu gerbang Markas Polrestabes Surabaya. Bom bunuh diri ini juga dilakukan satu keluarga.

Ledakan bom selama dua hari di Surabaya dan Sidoarjo itu dilakukan jaringan teroris Jemaah Anshorud Daulah (JAD) Surabaya. Pasca ledakan bom di Surabaya dan Sidoarjo, Densus 88 Anti Teror Polri menangkap sejumlah terduga teroris jaringan JAD. Polri juga masih menetapkan status siaga I untuk seluruh jajaran kepolisian di Indonesia. (*)

Related posts

Leave a Reply