idealoka.com – Ratusan anak tengah menjalankan sejumlah peran. Mereka mengenakan pakaian adat yang ada di Indonesia, seperti Jawa, Madura, dan Minangkabau. Sebagian lagi berdandan layaknya pemuka agama. Bersurban putih seperti kiai. Bersurban kuning bagai biksu.
Pemandangan lainnya, sebagian siswa dari 22 Taman Kanak – Kanak (TK) se-Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur itu mengenakan pakaian unik. Tubuh mereka terbungkus kain berwarna-warni yang ujung atasnya menjutai. Manik-manik menghiasinya. Mereka bakal melenggak-lenggok di catwalk jalan raya.
Setelah panitia peringatan HUT RI ke-73 Kecamatan Mejayan mengangkat bendera start di sisi selatan lapangan Bangunsari, anak-anak yang berbaris berjalan. Langkah mereka tak keluar dari rombongan TK masing-masing. Sejumlah perempuan dewasa mendampingi anak-anak itu. Mereka adalah guru dan orang tua peserta karnaval TK se-Kecamatan Mejayan yang digelar pada Kamis, 30 Agustus 2018.
Sejumah warga menonton siswa TK, guru, dan orang tua anak di sisi kanan dan kiri Jalan Nusa Indah – Jalan Ahmad Yani – Panglima Sudirman – Jalan Agus Salim. Kerumunan penonton terlihat hingga titik finish yang juga berada di sisi selatan Lapangan Bangunsari. Sejumlah pedagang makanan dan minuman juga menjajakan dagangannya di sana.
“Selain bertujuan memperingati hari kemerdekaan, kegiatan ini untuk menggerakkan ekonomi masyarakat,’’ kata Ketua Panitia Kegiatan Peringatan HUT RI ke-73 Agus Cipto.
Tujuan lainnya, ia melanjutkan, mendidik tentang keberagaman di Indonesia sejak usia dini. Sebab, perbedaan yang ada di negara ini merupakan kekuatan yang luar biasa untuk menjadi negara maju. “Anak-anak ini merupakan penerus bangsa. Maka semangat nasionalisme harus dikenalkan sedini mungkin,’’ ujar Agus.
Camat Mejayan Bibit Purwanto menambahkan, untuk mencapai tujuan itu pihaknya mewajibkan seluruh TK mengikuti karnaval. Adapun tema yang diambil adalah ‘pemersatu bangsa’. Masing-masing sekolah bebas menampilkan kreasinya namun tetap mengangkat keberagaman di nusantara.
Pihak TK, Bibit menuturkan, juga dapat mengangkat kearifan lokal dalam karnaval tersebut. Misalnya, menampilkan
tarian dongkrek yang merupakan kesenian asli Mejayan. Selain itu, tentang brem yang menjadi komoditas makanan khas Madiun dan sejarah Madiun.
“Semua yang ditampilkan dalam karnaval dinilai oleh juri. Tapi, penilaian bukan semata-mata untuk mendapatkan hadiah melainkan memeriahkan peringatan HUT RI ke-73,’’ ujar dia. (*)
Kontributor : ND Nugroho
Editor: idealoka.com