BERKAH RAMADAN ALA MAHASISWA PATANI THAILAND (2): Kenalkan Pakaian hingga Makanan Khas

Dengan mengenakan busana muslimah khas Melayu, mahasiswa rantau asal Pattani, Thailand bersiap membagikan takjil gratis di sekitar kampus Unmuh Jember.

idealoka.com – Bulan Ramadan tak sekadar ritual berpuasa, tetapi di dalamnya terdapat tradisi yang berbeda di setiap kawasan negara dengan penduduk muslim termasuk yang minoritas di negerinya.

Kerinduan akan kampung halaman pada suasana bulan Ramadan itulah yang diwujudkan para mahasiswa rantau asal Patani, Thailand, yang sedang menuntut ilmu di Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Read More

Dikutip dari wikipedia.org, Patani merupakan salah satu provinsi di selatan Thailand. Provinsi-provinsi yang bertetangga adalah Narathiwat (Menara), Yala (Jala), dan Songkhla (Senggora). Masyarakat Melayu setempat menyebut provinsi mereka, Pattani Darussalam atau Pattani Raya.

Patani merupakan salah satu daripada empat provinsi di Thailand yang mempunyai mayoritas penduduk beragama Islam (sekitar 80 persen) dan etnis Melayu. Nama Patani berasal dari dua perkataan bahasa Melayu logat setempat yaitu ‘Pata’ (Pantai) dan ‘Ni’ (Ini).

Sebagai salah satu wilayah baru yang terbentuk dari negara Patani awal, demografinya tidak jauh berbeda dengan provinsi-provinsi mayoritas Melayu Islam yang lain seperti Narathiwat, Yala, Satun, dan Songkhla. Al-Fattani adalah dari perkataan Bahasa Arab bermaksud kebijaksanaan atau cerdik, karena di situ tempat lahirnya banyak ulama dan cendekiawan berbagai golongan dari tanah Melayu.

Mahasiswa rantau asal Patani, Thailand, membagikan takjil gratis di Jalan Jawa sekitar kampus Unej.

Tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Patani di Indonesia (HMPI) Jember, para mahasiswa rantau asal Patani, Thailand itu mengadakan acara berbagi takjil gratis selama bulan Ramadan.

Bubur kacang hijau khas Patani

Bagi-bagi takjil gratis itu juga dijadikan wahana mahasiswa Patani untuk memperkenalkan budaya mereka yang bernuansa Islam. Mereka membagikan bubur khas Patani yang berbahan kacang hijau dikombinasikan dengan santan dan beberapa bumbu khas masyarakat Melayu Patani.

Dengan mengenakan busana muslim dan muslimah khas Melayu, mahasiswa rantau asal Patani, Thailand membagikan takjil gratis di sekitar kampus IAIN Jember.

“Kalau di sini khasnya es buah untuk menu berbuka. Kalau kami, bubur Patani. Juga ada cemilan Bualoy yang berbahan tepung dan dibentuk bulat-bulat,” tutur Ketua HMPI Jember Sulaiman Saha yang sudah lancar berbahasa Indonesia, Jum’at, 17 Mei 2019.

Tidak sekadar kuliner. Budaya Patani yang masuk rumpun Melayu ini juga mereka kenalkan dengan busana yang dikenakan. Para mahasiswa Patani dalam kegiatan tersebut kompak mengenakan busana khas Melayu.

Dengan mengenakan busana muslimah khas Melayu, mahasiswa rantau asal Patani, Thailand bersiap membagikan takjil gratis di sekitar kampus Unmuh Jember.

Mahasiswa perempuan mengenakan jilbab panjang dengan pakaian muslimah panjang (long dress) yang longgar atau tidak ketat agar aurat mereka tidak terlihat. Pakaian yang mereka kenakan adalah atasan panjang hingga lutut dipadu dengan bawahan yang longgar dan panjang hingga menutup mata kaki.

Sedangkan pakaian khas Melayu bagi laki-laki Patani termasuk mahasiswa Patani di Jember sama seperti baju khas Melayu lainnya yakni atasan berupa baju koko atau baju takwa berlengan panjang dan bawahan mengenakan celana panjang yang dibalut dengan kain tenun atau songket yang menutup bagian aurat. Namun ada kekhasan tersendiri terutama dari jumlah kancing dan saku yang bermakna filosofis.

Dengan mengenakan baju koko muslim khas Melayu, mahasiswa rantau asal Patani, Thailand membagikan takjil gratis di Jalan Jawa sekitar kampus Unej.

“Lima butang atau kancing di bagian atas bermakna lima rukun Islam. Sedangkan tiga saku baju (satu di kiri atas dan dua di kanan dan kiri bawah) melambangkan Akidah, Syariat, dan Tasawuf. Atau juga bermakna Iman, Islam dan Ihsan. Sedangkan sampin atau kain tenun (songket) bermakna kesungguhan menjaga marwah dan mengendalikan syahwat,” kata Sulaiman yang berasal dari Kota Narathiwat ini.

Selama beberapa tahun –dari generasi ke generasi- para mahasiswa Patani yang kuliah di Jember juga punya tradisi khas pada bulan Ramadan. Selain salat tarawih berjamaah, mereka juga buka bersama (bukber) setiap akhir pekan.

Lokasi bukber dilakukan bergiliran di tiga sekretariat di tiga kampus tempat mereka kuliah. “Minggu pertama di IAIN, lalu Unmuh kemudian di Unej,” kata Sulaiman yang menimba ilmu di Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jember (Unej) ini.

Selama beberapa tahun terakhir, ratusan generasi muda Patani pergi menuntut ilmu di berbagai kota di Indonesia. Arus kedatangan mereka dikoordinir organisasi ulama setempat dan umumnya melalui jalur beasiswa.

Mereka berdiaspora ke berbagai bidang studi yang ada di kampus di Indonesia. Sembari memelihara tradisi budaya Melayu yang menjadi kebanggaan dan jati diri mereka, para mahasiswa Patani ini diikat oleh sebuah solidaritas, doa, dan harapan yang sama akan kampung halamannya. Yakni kedamaian dan kemakmuran di bumi Patani seperti yang pernah terjadi ratusan tahun silam. (*)

  • Penulis dan foto: Adi Permana
  • Editor: Ishomuddin

Related posts

Leave a Reply