idealoka.com (Mojokerto) – Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaborasi “Brantas Tuntas” mahasiswa Universitas Jember (Unej) di Desa Ngimbangan, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, kembali menggelar kegiatan kreatif dan inovatif.
Kali ini mahasiswa Unej menggelar pemilihan Duta Lingkungan dan fashion show busana berbahan dasar barang bekas atau daur ulang mulai dari sampah plastik, kertas, dan sebagainya. Kegiatan ini dilakukan di Pendapa Balai Desa Ngimbangan, Minggu, 16 Februari 2020.
Selain itu, juga digelar bazar yang menjual berbagai macam minuman dan makanan hasil olahan warga desa setempat. Kegiatan bazar, pemilihan Duta Lingkungan, dan fashion show busana daur ulang disaksikan sejumlah pihak di antaranya Kepala Desa Ngimbangan Rudi Subagiyo dan Koordinator Pusat (Koorpus) KKN Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Unej Ali Badrudin.
Sampah identik dengan sesuatu yang kotor dan menjijikkan. Namun, di tangan masyarakat Desa Ngimbangan, sampah bisa disulap menjadi busana cantik dan memiliki nilai seni tersendiri.
Hal itu ditunjukkan dalam peragaan fashion show yang merupakan serangkaian acara Pesta Daur Ulang dan Lingkungan (Peduli) yang digelar oleh mahasiswa KKN Kolaborasi “Brantas Tuntas” Unej di Desa Ngimbangan, Kecamatan Mojosari, kabupaten Mojokerto.
Setiap RT harus menunjuk minimal enam orang perwakilan untuk mengikuti acara fashion show. Berbagai macam busana dengan gaya dan warna-warni unik diperagakan ratusan model dari perwakilan 35 RT yang ada. Mereka berasal dari kalangan anak-anak, remaja, hingga ibu-ibu.
Pendapa Balai Desa Ngimbangan disulap jadi ajang catwalk dengan karpet merah sepanjang 20 meter. Peserta fashion show tampak berlenggak-lenggok layaknya seorang model memamerkan busana hasil daur ulang yang mereka buat.
Busana yang diusung bukan hanya untuk memamerkan kreativitas, melainkan sebagai upaya kampanye kepada masyarakat tentang pentingnya hidup sehat dengan menjaga kebersihan lingkungan.
Semuanya dibuat dari bahan daur ulang sampah seperti kertas koran, bungkus deterjen, tutup botol kemasan, karung beras, tas plastik (kresek), plastik, kardus, dan sedotan.
“Tema daur ulang ini bertujuan untuk menyampaikan kepada masyarakat khususnya warga Desa Ngimbangan bahwa sampah tidak hanya barang kotor dan tidak ada nilainya tetapi sampah bisa menghasilkan barang yang bernilai jual tinggi dan semoga desa ini bebas dari sampah,” tutur Koordinator Desa KKN Kolaborasi “Brantas Tuntas” Unej di Desa Ngimbangan, Ade Suprahanika.
Perwakilan dari RT 27, Nadia, 16 tahun, memilih kertas koran bekas untuk bahan busana daur ulang yang ia tampilkan. Kertas Koran dipilih karena mudah didapat dan selama ini tidak banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Selain koran, juga ditambahkan pernak pernik dari bekas bungkus minuman instant.
“Temanya Milenium. Kenapa saya pilih koran karena bahan dasar koran adalah dari batang pohon. Kita tahu kehidupan pohon sangat penting untuk lingkungan, jadi sebisa mungkin masyarakat tidak menyia-nyiakannya,” kata siswi SMAN 1 Mojosari ini.
Fashion show busana berbahan dasar barang daur ulang ini diharapkan bisa mendukung program “Brantas Tuntas” menjadi tempat rekreasi dan wisata pendidikan. Sekaligus sebagai media sosialisasi supaya para generasi muda lebih peduli dengan sampah dan bisa mengelolanya menjadi barang yang punya nilai ekonomi.
Kepala Desa Ngimbangan Rudi Subagiyo mengapresiasi berbagai program kerja KKN Kolaborasi “Brantas Tuntas” Unej seperti penanaman pohon di bantaran sungai Brantas, pembentukan kelompok sadar lingkungan, bank sampah, spot edukasi lingkungan, pemilihan duta lingkungan, dan fashion show busana daur ulang. “Kegiatannya sangat kreatif dan inovatif serta bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan,” katanya. Ia berharap program KKN seperti yang dilakukan Unej bisa berjalan terus menerus.
Koordinator Pusat (Koorpus) KKN LP2M Unej Ali Badrudin mengatakan Unej terus berinovasi dalam kegiatan KKN yang dilakukan di berbagai daerah. “Model KKN kami adalah KKN tematik dengan isu yang berbeda-beda disesuaikan dengan kebutuhan desa lokasi KKN. Targetnya adalah mengubah mindset (pola pikir) masyarakat melalui berbagai macam kegiatan pemberdayaan masyarakat atau capacity building,” kata staf pengajar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unej ini. (*)