idealoka.com (Surabaya) – Inovasi perguruan tinggi di bidang teknologi terus muncul di tengah pandemi Covid-19. Para akademisi menciptakan robot yang bisa melayani pasien Covid-19 sebagai pelayan pasien untuk mengurangi kontak dengan dokter maupun paramedis.
Insitut Teknologi Telkom Surabaya (ITTS) memberikan bantuan robot pelayan pasien Covid-19 berbentuk rak dan bilik pengaman swab pada Pemkot Surabaya, 9 April 2020.
Kali ini, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya bekerjasama dengan Universitas Airlangga (Unair) juga memperkenalkan robot pelayan pasien Corona, RAISA, kepada Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak di Gedung Pusat Robotika ITS, Selasa, 14 April 2020. Dalam kesempatan tersebut, robot ini diserahterimakan kepada Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) untuk difungsikan.
BACA : Ada Robot Pelayan dan Bilik Pengaman Swab Pasien Covid-19
Robot Medical Assistant ITS-Airlangga (RAISA) ini diciptakan sebagai alat bantu pengganti keperawatan pasien termasuk pada pasien Covid-19 agar meminimalisir kontak dengan paramedis. Selain itu juga bisa menghemat pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) yang persediaannya masih terbatas.
Rektor ITS Mochamad Ashari mengungkapkan proyek pembuatan robot tersebut dilakukan bersama Unair dan Pemprov Jatim untuk menyelesaikan satu persatu permasalahan yang ditimbulkan dari pandemi Covid-19.
“Hari ini kami berharap kontribusi yang diberikan dapat memberikan manfaat untuk para tenaga medis maupun masyarakat,” kata Ashari dikutip dari its.ac.id.
Menurutnya, RAISA dirancang oleh orang-orang yang handal. “Dengan menggandeng orang-orang medis dari RSUA, semakin melengkapi fitur pada robot yang akan dibutuhkan pasien nantinya,” katanya.
BACA : Ketahuan Nongkrong di Luar, Tim Gabungan Lakukan Tes Cepat Covid-19
Sementara itu, Direktur Utama RSUA Nasronudin mengungkapkan banyak tenaga medis di Unair yang membutuhkan aplikasi teknologi robot ini.
“Robot ini mampu memberikan pelayanan kepada pasien yang sedang diisolasi seperti mengantar makanan, pakaian, maupun obat-obatan,” kata dokter yang akrab disapa Nasron ini.
Walaupun ada robot yang bisa menggantikan peran perawat, pasien juga tetap memerlukan perawat namun intensitas interaksinya saja yang berkurang.
“Perlunya sentuhan hati dan interaksi langsung dibutuhkan juga sesekali untuk mendukung psikologi pasien Covid,” katanya.
Emil sempat merasakan demo pelayanan robot yang diperkirakan menghabiskan biaya Rp 100 juta per unit ini. “RAISA ini menarik. Selain penampilan interface-nya yang cute (lucu), juga bisa menghubungkan pasien dengan perawat yang ada di luar melalui layar,” kata Emil.
BACA : (VIDEO) Petugas Medis Salat Pakai Baju APD di Ruang Isolasi Covid-19
Emil berharap RAISA dipercepat produksinya dan apabila sudah dioperasikan dengan baik di RSUA, diharapkan bisa segera diproduksi dan dioperasikan secara massal.
“Karena kami (Pemprov Jatim) sudah menyiapkan dana dari APBD yang khusus untuk mengembangkan riset dan teknologi,” katanya.
Sebagai informasi, RAISA beroperasi bergantung pada koneksi Wireless Fidelity (Wifi) dan mampu bertahan sekitar 8-10 jam. RAISA dikendalikan menggunakan remote control dari jarak jauh dengan joystick.
Selain itu, robot setinggi 1,5 meter tersebut juga dilengkapi dengan empat rak secara bersusun yang bisa membawa barang dengan beban maksimal 50 kilogram. Selain itu juga dilengkapi monitor untuk komunikasi dua arah antara tenaga medis dengan pasien menggunakan multimedia. (*)