Hasil Rapid Test 31 Santri Ponpes Temboro Reaktif Covid-19

Ponpes Al Fatah, Desa Temboro, Kec. Karas, Magetan. Dok: youtube.com

idealoka.com (Magetan) – Sebanyak 31 santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Fatah, Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, dinyatakan reaktif virus Corona atau Covid-19 setelah menjalani tes cepat atau rapid test. Tes cepat sebagai tindak lanjut setelah 43 santri sebelumnya dinyatakan positif Covid-19 oleh Kementerian Kesehatan Malaysia saat merka pulang ke Malaysia.

Kegiatan  rapid test di ponpes setempat dilakukan petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan selama dua hari pada Selasa dan Rabu, 21-22 April 2020. Pada Selasa, ada 20 santri yang hasil rapid testnya reaktif Covid-19 dan pada Rabu terdapat 11 santri yang hasil tesnya juga reaktif.

Read More

“Sebagian besar santri dari Malaysia, tapi ada juga yang dari Indonesia,” kata Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Keshatan Magetan Didik Setyo Margono, Rabu, 22 April 2020.

BACA : Zona Merah Covid-19, Ponpes Temboro Magetan Dikarantina

Menurutnya, hasil rapid test belum dapat dijadikan dasar untuk menentukan seseorang positif atau negatif terinfeksi Covid-19. Oleh karena itu, spesimen lendir di nasofaring dari puluhan santri telah diambil dengan teknis swab dan dikirim ke Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya untuk dites dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Sembari menunggu hasil uji laboratorium, 31 santri tersebut dikarantina di Kompleks Saridin ponpes setempat.

“Hasil tes swab nanti belum tentu positif. Bisa juga negatif, masih kami tunggu,” ujar Didik kepada sejumlah wartawan.

Sementara itu, Muhammad Syafiq, salah seorang Pengurus Harian Ponpes Al Fatah mengaku ragu dengan informasi dari Malaysia tentang santrinya yang dinyatakan positif Covid-19. “Tiba-tiba dikejutkan dengan berita seperti ini,” ujar dia.

BACA : Malaysia Sebut 43 Santri Temboro Magetan Positif Covid-19

Keraguan Syafiq bukan tanpa alasan. Selama ini menurut dia, protokol kesehatan yang disampaikan senantiasa dijalankan. Para santri diwajibkan cuci tangan menggunakan sabun dan pemakaian hand sanitizer.

Bahkan, setiap kendaraan yang masuk pintu gerbang pondok selalu disemprot disinfektan. Suhu tubuh bagi siapa saja yang melintasi gerbang juga dicek. Jaga jarak fisik minimal satu meter antara warga pondok juga diterapkan “Kami juga memprogramkan kegitan berjemur,” ujar dia.

Selain itu, ribuan santri yang hendak dipulangkan juga menjalani tes kesehatan oleh petugas Dinkes Magetan. Pemeriksaan kesehatan itu seperti cek suhu badan tanpa rapid test.  Mereka yang akan kembali ke kampung halaman harus mengantongi surat keterangan sehat. (*)

  • Penulis: Nd. Nugroho
  • Editor: Ishomuddin

Related posts

Leave a Reply