Akibat Pengalihan Dana untuk Penanganan Covid-19
idealoka.com (Madiun) – Pemerintah Kabupaten Madiun menunda pembangunan Monumen Lubang Sudo di Desa Kresek, Kecamatan Wungu. Sebab, alokasi anggaran untuk menambah satu destinasi wisata sejarah terkait korban keganasan Partai Komunis Indonesia (PKI) tahun 1948 harus dialihkan untuk menangani Covid-19.
“Karena harus dirasionalisasi untuk recofusing (pemusatan kembali) anggaran penanganan Covid-19,” kata Bupati Madiun Ahmad Dawami Ragil Saputro, Jumat, 2 Oktober 2020.
BACA : (CATATAN 1948) Gerbong dan Sumur Maut
Dana yang dialokasikan untuk membangun monumen yang berjarak sekitar 800 meter dari Monumen Kresek itu sebanyak Rp1,5 miliar. Nominal sebanyak itu masuk di pos anggaran Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Madiun.
Meski pembangunannya tertunda, pihak pemkab telah membebaskan lahan seluas 3.000 meter persegi milik warga yang bakal menjadi lokasi monumen Lubang Sudo. “Di sana ada sebuah batu besar dan di bawahnya ada lubang. Di tempat pinggir kali itu menjadi lokasi pembataian kiai dan tokoh masyarakat oleh PKI tahun 1948,” ujar Kaji Mbing, sapaan akrab Dawami.
BACA : (CATATAN 1965) Sumur “Makam” Puhrancang
Karena nilai sejarah itu, pemkab berencana menghubungkan akses Monumen Lubang Sudo dengan Monumen Kresek. Apalagi, jaraknya hanya sekitar 800 meter dan sama-sama berada di Desa Kresek.
“Untuk pembangunannya (Monumen Lubang Sudo) tetap akan diteruskan dan akan dikaitkan dengan Monumen Kresek,” ucap Kaji Mbing.
Jika Monumen Lubang Sudo telah dibangun, maka jumlah destinasi wisata sejarah perjuangan di Kabupaten Madiun akan bertambah menjadi empat. Saat ini, selain Monumen Kresek telah ada Monumen Perjuangan Brimob di Desa Kandangan, Kecamatan Kare, dan Monumen Tentara Genie Pelajar di Desa Sidorejo, Kecamatan Saradan. (*)
- Penulis: ND. Nugroho
- Editor: Ishomuddin