idealoka.com (Madiun) – Porang atau iles–iles menjadi salah satu komoditas yang pengembangannya terus bertambah di Kabupaten Madiun. Kini, luasan lahannya mencapai 5.300 hektar di sembilan kecamatan, terutama Saradan, Gemarang, Kare, dan Wonoasri.
“Perluasan lahannya bertambah 5-10 persen setiap tahunnya,” kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pertanian Kabupaten Madiun, Sumanto, Senin, 15 Februari 2021.
Sebagian lahan untuk budidaya tanaman dengan nama latin Amarphopallus Muelleri Blume itu berada di kawasan hutan milik Perum Perhutani. Sebagian lainnya di lahan milik petani yang tertarik membudidayakan komoditas yang hasil panennya diekspor ke sejumlah negara untuk bahan kosmetik, tepung, dan sebagainya ini.
BACA : Manfaat Porang, Umbi Mahal yang Jadi Buruan
Karena pangsa pasar luar negeri cukup terbuka lebar, minat warga untuk ikut mengembangkan porang kian meningkat. Tidak hanya petani, kalangan akademisi maupun politisi juga melirik usaha pertanian ini. Mereka rela merogoh uang pribadi hingga ratusan juta untuk ‘memancing’ keuntungan.
“Ada orang di Kecamatan Dagangan yang menanam porang di lahan seluas dua hektar dengan modal mencapai Rp350 juta. Kalau menurut saya, ini spekulasi dan tidak sesuai dengan analisa usaha tani,” kata Sumanto.
BACA : DPRD Madiun Minta Pembakaran Lahan Bekas HGU Kebun Kopi Kandangan Dihentikan
Oleh karena itu, sejumlah pembudidaya porang terpaksa berhenti di tengah jalan. Mereka memanen tanamannya pada usia dini lantaran terbentur faktor ekonomi. Keuntungan yang didapat juga tidak maksimal.
“Untuk panen, minimal butuh waktu dua tahun. Tapi, ada yang belum waktunya sudah dipanen,” ujar dia. (*)