IDEALOKA.COM (LUMAJANG) – Ratusan orang dari delapan desa di dua kecamatan yang ada di Kabupaten Lumajang hingga Sabtu malam, 4 Desember 2021, sudah berhasil dievakuasi. Hal ini sebagai imbas dari erupsi Gunung Semeru yang terjadi Sabtu sore. Namun masih ada sejumlah orang yang belum bisa dievakuasi karena kendala lumpur yang cukup tinggi.
“Di Puskesmas Menanggal, setelah kami dari daerah Curahkobokan, ada sekitar 300 kepala keluarga yang berhasil mengungsi. Tapi ada beberapa yang belum berhasil dievakuasi karena lokasinya yang cukup sulit,” tutur Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar saat melaporkan penanganan langkah awal dampak erupsi Gunung Semeru, Sabtu malam, sekitar pukul 20.00 WIB.
Laporan tersebut disampaikan Indah dalam konferensi pers yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara daring dengan melibatkan sejumlah instansi terkait termasuk Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
“Terakhir tadi, 1 jam yang lalu, masih ada sekitar sepuluh orang yang masih belum bisa di evakausi karena lokasinya agak sulit. Evakuasi berjalan lambat karena mobil tidak bisa masuk ke lokasi. Lumpur cukup tinggi, hampir setinggi lutut kaki orang dewasa,” ujar Indah yang melaporkan dari posko darurat di kawasan Kecamatan Pronojiwo.
Lebih lanjut, terdapat satu orang korban meninggal dunia di daerah Curahkobokan akibat erupsi Gunung Semeru. Namun, evakuasi korban oleh mobil ambulans hingga malam ini masih terkendala lokasi yang sulit akibat terjangan lumpur erupsi.
Korban luka sedang maupun berat semuanya didominasi akibat luka bakar terkena awan panas. “Di Puskesmas Penanggal (Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro) ada 41 orang yang dievakuasi dengan kondisi luka. Beberapa yang luka parah kita rujuk ke rumah sakit terdekat, sehingga tersisa ada sepuluh 0 orang di Puskesmas Penanggal,” kata Indah.
Mereka yang mengalami luka bakar cukup parah dirujuk ke beberapa rumah sakit di Lumajang RSD dr Haryoto, RS Bhayangkara Polri Lumajang, dan RS Pasirian Lumajang. “Sedangkan di Puskesmas Candipuro tersisa tujuh orang yang dirawat,” ujar Indah.
Dari sepuluh orang yang dirawat di Puskesmas Penanggal, dua di antaranya merupakan ibu hamil. “Satu orang hamil 9 bulan dan satu orang lagi hamil 8 bulan,” kata Indah. (*)