Madagaskar Surabaya Dilatih Atasi Kebakaran di 3 Menit Pertama

PEMADAMAN KEBAKARAN. Kader Madagaskar mempraktikkan cara pemadaman kebakaran di halaman Balai RW II Rungkut Jaya, Surabaya, Sabtu, 12 Februari 2022. Foto: Humas Pemkot Surabaya

IDEALOKA.COM (Surabaya) – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) dan Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya memberikan pembekalan tanggap bencana kebakaran kepada calon Kader Madagaskar (Masyarakat dan Keluarga Siaga Kebakaran).

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya Dedik Irianto mengatakan sosialisasi dan pembekalan yang digelar di Balai RW II Rungkut Jaya bertujuan untuk mengedukasi Kader Madagaskar yang dibentuk TP PKK Pokja I.

Read More

“Sosialisasi dan simulasi tanggap bencana ini untuk penguatan Kader Madagaskar yang mengikuti program pilot project TP PKK Pusat yang bertajuk Gerakan Keluarga Sehat, Tanggap, dan Tangguh Bencana. Temanya, Siaga Kebakaran Lingkungan,” kata Dedik, Sabtu, 12 Februari 2022.

Ia menjelaskan alasan mengapa kegiatan ini digelar di Balai RW II Rungkut Jaya. Menurutnya, lokasi ini merupakan pilot project Gerakan Keluarga Sehat, Tanggap, dan Tangguh Bencana kategori tema Siaga Kebakaran Lingkungan. Sebelumnya, kegiatan ini telah melalui beberapa proses penilaian, mulai penilaian di tingkat kota, provinsi, dan pusat.

“Nanti akan dinilai TP PKK Pusat dari Kementerian Dalam Negeri (Mendagri) RI. Oleh karena itu, hari ini kami berikan penguatan-penguatan supaya nanti ke depannya tidak hanya bergerak tanggap bencana ketika ada kegiatan ini. Akan tetapi, nantinya akan kami sosialisasikan dan gerakkan secara menyeluruh di 154 kelurahan se-Surabaya,” ia menjelaskan.

Menurut Dedik, sosialisasi dan simulasi tanggap bencana kebakaran ini penting bagi masyarakat terutama kader PKK di Kota Pahlawan. Karena, masyarakat dan Kader PKK ada di garda terdepan ketika terjadi kebakaran di pemukiman warga.

Dedik menegaskan pada 3 menit pertama, peran warga dan PKK sangat diperhitungkan ketika terjadi bencana kebakaran di perkampungan atau pemukiman penduduk. Karena, ketika terjadi kebakaran, warga dan kader PKK berada di tempat kejadian sehingga dapat mencegah api membesar.

“Karena respons time petugas pemadam kebakaran itu 7 menit. Sedangkan fase pertumbuhan api yang paling krusial itu ada di 3 menit awal. Makannya, warga kami edukasi supaya pada 3 menit awal, warga bisa segera memadamkan api,” ia memaparkan.

Dalam kegiatan sosialisasi ini, DPKP Kota Surabaya memberikan pengarahan secara teori di ruangan Balai RW II Rungkut Jaya. Setelah itu, jajaran DPKP memberikan pembekalan praktik cara memadamkan api hingga mengatasi ketika terjadi korsleting listrik.

Perlengkapan disiapkan satu persatu oleh DPKP Surabaya di halaman balai RW, mulai dari kompor, tabung gas elpiji 3 kilogram, tong, panel listrik hingga alat pemadam kebakaran ringan (Apar) dan karung goni. Setelah menjalani pengarahan secara teori, warga dan Kader PKK yang tergabung dalam Kader Madagaskar itu bergantian mencoba memadamkan api.

“Harapannya ke depan, setelah dilakukan sosialisasi dan simulasi ini warga turut andil ketika terjadi kebakaran. Yang kedua, ketika warga turut melakukan mitigasi kebakaran di 3 menit pertama diharapkan juga angka kejadian kebakaran di Surabaya bisa menurun. Karena penanganan awal kebakaran perlu adanya peran serta warga dan TP PKK,” ia mengungkapkan.

Senada dengan Dedik, Ketua TP PKK Pokja I Kota Surabaya Rosa Sovana mengatakan Kader Madagaskar ini merupakan inovasi dari TP PKK Pokja I. Dalam pilot project TP PKK Pusat, Rosa menyampaikan Pemkot Surabaya mengikuti tiga kategori, yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Siaga Kebakaran Lingkungan, dan Peduli Lingkungan.

“Alhamdulillah, kita terpilih dan naik ke tingkat nasional di kategori Siaga Kebakaran Lingkungan,” kata Rosa.

Rosa menerangkan peran Kader Madagaskar itu nantinya bukan untuk menggantikan tugas DPKP Surabaya. Akan tetapi, peran kader ini untuk memberikan penanganan pertama ketika terjadi bencana kebakaran di 3 menit pertama.

“Kader Madagaskar ini perannya penting. Maka dari itu, kami bersama DPKP memberikan edukasi mengenai apa saja yang perlu dilakukan pada 3 menit pertama saat kebakaran,” ia menjelaskan.

Rosa menambahkan cara pemadaman di tiga menit pertama itu bisa menggunakan alat sederhana, yakni kain, karung goni, atau handuk yang dibasahi menggunakan air. Misalnya, kebakaran terjadi ketika memasak. Maka, arahkan kain, karung, atau handuk basah ke titik api hingga api padam seluruhnya.

“Jangan lupa perhatikan arah angin, kemudian jangan sampai panik dan jangan lupa untuk berteriak meminta pertolongan sembari memadamkan api,” ia mengingatkan. (*)

Related posts

Leave a Reply