Mas Dhito Ancam Beri Sanksi Pembuang Sampah Termasuk di SLG

Sampah berserakan di sekitar kawasan wisata Simpang Lima Gumul (SLG), Kabupaten Kediri. Foto: Dinas Kominfo Kab. Kediri

IDEALOKA.COM (Kediri) – Sampah berserakan di sekitar monumen Simpang Lima Gumul (SLG) direspons Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana. Bupati yang akrab disapa Mas Dhito ini mengecam keras dan akan memberikan sanksi bagi siapapun yang berani membuang sampah sembarangan di area tersebut.

Hal ini disampaikannya usai mendapatkan banyak aduan masyarakat termasuk melalui komentar di akun Instagram pribadinya @dhitopramono. Salah satunya yang disampaikan @isty_khummah yang prihatin dengan kondisi sekitar SLG akibat sampah yang berserakan

Read More

“Saya mohon tolong untuk masalah sampah di SLG ditindak, Pak,” katanya mengomentari salah satu unggahan Mas Dhito di Instagram.

Melihat hal tersebut, Mas Dhito angkat bicara. Dirinya mengecam keras tindakan tidak terpuji tersebut dan bakal memberikan sanksi bagi siapapun yang membuang sampah sembarangan.

“Bagi yang membuang sampah sembarangan akan kami kenakan sanksi dan tidak terkecuali,” kata bupati yang gemar mengendarai vespa saat blusukan ini.

Sampah, kata Mas Dhito, bukan hanya menjadi tanggung jawab petugas kebersihan, melainkan tanggung jawab seluruh masyarakat Kabupaten Kediri. Menurutnya, hal ini juga sangat bergantung pada kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya.

Orang nomor satu di Kabupaten Kediri ini menjelaskan Pemerintah Kabupaten Kediri akan melakukan sosialisasi mengenai pengelolaan sampah. Selain itu, pihaknya akan terus mengembangkan program Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R).

“Kami akan mengembangkan TPS3R. Di sisi lain, saya juga minta kesadaran masyarakat agar tidak buang sampah sembarangan,” katanya, Kamis, 16 Juni 2022.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kediri Putut Agung Subekti menyebutkan sampah yang berserakan di SLG ini berasal dari kegiatan masyarakat, termasuk pedagang-pedagang yang berjualan di area tersebut.

Kondisi terparah, kata Putut, terjadi usai Car Free Day (CFD) di akhir pekan. “Volume sampah dapat kita hitung di puncak aktivitas masyarakat di akhir pekan atau CFD,” katanya.

Untuk mengurangi volume sampah tersebut, pihaknya tengah mengubah pola penyapuan atau pembersihan serta akan menambah dan membenahi kembali sarana dan prasarana tempat sampah yang ada di sekitar SLG. (*)

 

Related posts

Leave a Reply