- Nama situs : Situs Sumberbeji
- Bentuk : Petirtaan
- Lokasi : Sendang/kolam Dusun Sumberbeji, Desa Kesambi, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur
- Luas lahan : 5.000 meter persegi
- Luas sendang sebelum digali : 250 meter persegi
- Luas sendang setelah digali : 400 meter persegi
- Status tanah : Tanah Kas Desa (TKD)
BACA : SITUS PETIRTAAN SUMBERBEJI (1): Petirtaan Bangsawan
Struktur bangunan yang ditemukan:
- Parit saluran air masuk (hulu) berkelok tiga dengan panjang 14,1 meter dan lebar 0,69 meter
- Dinding pembatas area petirtaan dengan panjang 19,7 meter dan lebar 17,1 meter.
- Bangunan petirtaan atau pancuran utama berbentuk kotak dengan panjang dan lebar masing-masing 6 meter.
- Parit saluran air keluar (hilir) berbentuk melengkung memiliki panjang sementara 11,95 meter.
(Kedalaman struktur teratas dari situs petirtaan dengan permukaan tanah di bibir sendang 1,9 meter dan ketinggian atau kedalaman area petirtaan yang sudah tergali bervariasi antara 1,2 hingga 1,5 meter. Kedalaman atau ketinggian area petirtaan tersebut dimungkinkan masih akan bertambah seiring dengan penggalian yang belum mencapai dasar area petirtaan)
BACA : SITUS PETIRTAAN SUMBERBEJI (2): Mitos dan Fakta di Balik Sendang Sumberbeji
Artefak yang ditemukan sementara hingga ekskavasi 8 Oktober 2019:
- Arca pancuran berbentuk hewan mitologi Garuda 1 buah.
- Arca Jaladwara 12 buah (10 relatif utuh, dua jadi fragmen/pecahan).
- Bangunan dari batu bata diduga reruntuhan menara berelief kala dan hiasan geometri yang menghiasi bagian atas petirtaan/pancuran utama.
- Benda dari tanah liat diduga Shanka atau kerang sebagai atribut terompet Dewa Wisnu
- Beberapa pecahan benda diduga mangkok atau guci yang terbuat dari keramik porselen khas Dinas Song dan Yuan berwarna hijau seladon dari Tiongkok dan juga khas buatan Vietnam.
- Clupak atau alat untuk penerangan yang terbuat dari batu berbentuk seperti cobek kecil. Penerangan menggunakan sumbu yang dibakar dengan bahan bakar minyak.
- Beberapa koin logam kepeng Tiongkok dimana dua buah diantaranya teridentifikasi dari masa Dinasti Yuan dan sisanya masih proses pembersihan karena berkarat.
- Batu yang dibentuk pipih berbentuk belah ketupat yang belum teridentifikasi kegunaannya.
(Sumber: BPCB JawaTimur)
BACA : SITUS PETIRTAAN SUMBERBEJI (3): Peradaban Airlangga dan Kerajaan Jenggala?
idealoka.com (Jombang) – Sendang Sumberbeji di Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, mendadak terkenal. Setiap hari ratusan orang datang ke sendang yang kini jadi wisata dadakan tersebut.
Masyarakat di Jombang maupun dari luar Jombang penasaran dengan temuan bangunan cagar budaya berupa situs petirtaan yang terpendam di dasar sendang yang airnya selama ini digunakan untuk irigasi pertanian.
Area situs petirtaan tersebut terdiri dari empat bagian antara lain parit saluran air masuk atau hulu, dinding pembatas petirtaan, pancuran utama, dan parit saluran air keluar atau hilir.
BACA : SITUS PETIRTAAN SUMBERBEJI (4): Arca Pancuran Garuda yang Langka
Situs ini ditemukan pada Juli 2019 saat masyarakat dusun setempat membersihkan dasar sendang dan menemukan parit saluran air.
Setelah dilakukan penggalian oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur dibantu warga, ditemukan bagian lainnya seperti dinding pembatas petirtaan dan pancurran utama.
BACA : SITUS PETIRTAAN SUMBERBEJI (5): Jejak Kisah Pencarian Air Suci
Dilihat dari bentuk bangunan dan benda-benda purbakala yang ditemukan, situs ini dipercaya menyimpan jejak kisah pencarian air suci untuk hidup abadi dalam kepercayaan Hindu sebagaimana digambarkan dalam kisah pengadukan lautan susu atau Samudra Manthana dalam roman Mahabharata.
Cerita ini melibatkan tokoh hewan mitologi Garuda atau Garudeya dan Dewa Wisnu.
Berikut ini foto-foto kegiatan penggalian (ekskavasi) dan benda-benda cagar budaya yang ditemukan di area situs petirtaan Sumberbeji yang diduga dibangun pada abad 11 masehi dan bagian dari peradaban Kerajaan Jenggala yang didirikan Airlangga. (*)
BACA : SITUS PETIRTAAN SUMBERBEJI (6): Misteri Candi, Parit Luk Telu, dan Jaringan Air Tanah
Grafis & Foto: Ishomuddin