idealoka.com – Beroperasinya jalan tol ruas Ngawi-Wilangan (Nganjuk) dan pembangunan jalur rel kereta ganda disikapi Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri. BI Kediri menggelar “Festival UMKM dan Pengembangan Pembangunan Ekonomi Daerah Pasca Tol Trans Jawa dan Double Track Railway di Sun City, Kota Madiun. Serangkaian acara digelar 2-4 November 2018.
Salah satunya seminar yang dihadiri pejabat pemerintah, BUMN, dan swasta diantaranya Wali Kota Madiun, Bupati Madiun, pejabat Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Direktur PT Industri Kereta Api (INKA), PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), dan Bea Cukai.
“Diharapkan akan ada masukan pengembangan perekonomian di wilayah eks-Karesidenan Madiun,” kata Kepala Perwakilan BI Kediri Djoko Raharto saat konferensi pers di Madiun, Kamis, 1 November 2018.
Pemerintah daerah diminta memaparkan potensi daerahnya. Kemudian ditanggapi pihak BUMN maupun swasta yang kemungkinan hendak menanamkan investasi. Misalnya, tentang rencana pendirian pabrik pengolahan porang di wilayah Caruban, Kabupaten Madiun.
Menurut Djoko, sesuai informasi yang diterimanya, pabrik itu akan dibangun di lahan seluas 3,5 haktar. Keberadaanya berperan penting untuk menstabilkan harga porang. Sebab selama ini para petani porang atau iles–iles ini dipermainkan spekulan. Harga jualnya justru anjlok ketika pasokan melimpah.
“Dengan adanya pabrik porang, kami akan mendampingi petani untuk pengolahannya. Sehingga kualitanya bisa bagus dan harga jualnya tinggi,” kata Djoko.
Porang merupakan jenis umbi-umbian yang bisa dijadikan sebagai bahan baku sejumlah produk seperti kosmetik dan mie. Porang yang dikeringkan dan digiling menjadi tepung dan sudah jadi komoditas ekspor ke sejumlah negara seperti Tiongkok dan Jepang. Nah, keberadaan jalan tol maupun jalur kereta ganda akan semakin memudahkan distribusi barang. Pihak Bea Cukai yang juga berwenang dalam distribusi barang antar negara juga diundang dalam seminar itu.
Wali Kota Madiun Sugeng Rismiyanto mengatakan bahwa Pemkot Madiun wait and see. Apabila daerah tetangga mengembangkan pariwisata, maka investor perhotelan akan diusahakan ditarik ke Kota Madiun. “Biar berwisaatnya di daerah tetangga tapi menginapnya tetap di sini (Kota Madiun),” ujar dia.
Sugeng mengatakan Kota Madiun fokus mengembangkan perekonomian di bidang perdagangan dan jasa sebab kondisi wilayah yang sempit dan mayoritas berupa permukiman. “Kota Madiun merupakan etalase Jawa Timur bagian barat. Maka, perlu terus dikembangkan dan berinovasi,” ucap dia. (*)
Penulis : ND Nugroho
Editor : Ishomuddin