idealoka.com – Salman Amrillah, 28 tahun, telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional melalui bidang seni membaca Al-Qur’an di Kota Teheran, Iran, yang berlangsung pada 8 hingga 15 April 2019. Kegiatan tersebut diikuti perwakilan 84 negara. Pengurus Jam’iyyatul Qurra wal Huffaz Nahdlatul Ulama (JQHNU) Jawa barat ini meraih juara pertama kategori tilawah Al-Qur’an tingkat dewasa.
Menurut pemuda kelahiran Ciwidey, Kabupaten Bandung pada 1990 ini, pada kejuaraan tersebut, ia harus membacakan Al-Qur’an dengan langgam Bayati, Nahawan, Syikah, dan Hijaz.
“Ternyata hasil keputusan dewan juri, kelebihan saya dari peserta lain pada penguasaan lagu dan suara,” katanya ketika dihubungi NU Online dari Jakarta, Kamis, 18 April 2019.
Menurut, para qari dari berbagai negara itu sangat luar biasa bagus. Dengan merendahkan diri, ia menilai lebih karena faktor keberuntungan.
Salman bercerita, ia mulai belajar seni membaca Al-Qur’an sejak kecil kepada ayah dan bundanya yang terampil dalam bidang itu. Untuk menambah dan mengasah kemampuannya, ia menimba ilmu di berbagai pesantren Jawa Barat.
Tercatat Salman pernah belajar di pondok pesantren Al Falah, Cicalengka, yang terkenal dengan ahli al-quran yang dipimpin almaghfurlah KH Ahmad Syahid dan dilanjutkan para putranya diantaranya Ketua Pimpinan Wilayah JQHNU Jawa Barat KH Cecep Syahid.
Kemudian ia melanjutkan belajar ke pondok pesantren Al Qur’an, Cijantung; pondok pesantren Darul Ma’arif Sindang Palay, Ciamis, Kabupaten Bandung; pondok pesantren Al Qur’an Qiratussab’ah, Limbangan, Garut; Pondok Pesantren Baitur Rosyad Al-Qur’ani, Pacet, Bandung, dan kini melanjutkan di pondok pesantren Tanjung Salam, Ciwidey, Bandung.
Masa muda Salman dihabiskan untuk berlatih dan berlatih dan mengikuti Musabaqah Tilawatil Qur’an di berbagai tingkatan. Kerja kerasnya membuahkan hasil.
Bapak dua anak ini pun pernah juara qari nasional tingkat dewasa yang digelar pimpinan Pusat JQHNU di Pondok Pesantren Ash-Shidiqiyyah Karawang, Jawa Barat pada 2018. Pada tahun lalu, ia juga meraih juara ketiga MTQ Nasional di Medan, Sumatera Utara.
“Kuncinya berlatih dan berlatih,” katanya ketika ditanya perihal predikat yang disandangnya itu. “Dan keberuntungan nasib,” ucapnya. (*)
Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/104933/kunci-salman-amrillah-raih-juara-pertama-mtq-internasional