Honor Relawan Pemakaman Jenazah Covid-19 Menunggak Empat Bulan

Jumlah Relawan Bertambah, Sempat Mogok dan Swadaya Pakai Dana Pribadi

idealoka.com (Mojokerto) – Honor relawan pembantu pemakaman jenazah berstandar Covid-19 di Kabupaten Mojokerto menunggak selama empat bulan berjalan sejak April hingga Agustus 2020.

Kasi Penanggulangan Bencana PMI Kabupaten Mojokerto Didik Soedarsono membenarkan jika honor relawan pembantu pemakaman jenazah berstandar Covid-19 menunggak. Bahkan menurutnya, untuk biaya operasional relawan selama ini mereka terpaksa swadaya menggunakan dana pribadi.

“Untuk operasional selama ini dari kami. Kami patungan (swadaya) dengan teman-teman khususnya untuk pembelian BBM dan makan dari teman-teman. Terus ada yang simpatik kepada kami dan memberikan BBM kepada kami,” ujarnya usai melakukan sterilisasi APD yang digunakan untuk pemakaman pasien Covid-19 dikutip dari jatimnet.com, Minggu, 23 Agustus 2020.

BACA : Kisah Sopir Ambulans dan Perawat Pengantar Jenazah Korban Covid-19

Ia menuturkan selama empat bulan melakukan pemakaman berstandar Covid -19, dalam sehari bisa melakukan pemakaman sebanyak 4-5 jenazah di lokasi berbeda. Bahkan tak jarang jumlah jenazah yang dimakamkan bisa 8-10 jenazah di tempat berbeda.

“Yang jelas memakan waktu, sampai dua jam untuk satu pemakaman. Jadi sejak awal sampai dengan hari ini dana operasional dari dinas terkait (Dinas Kesehatan) belum pernah mendapatkan,” katanya.

Menurunya, dana yang semestinya diterima relawan selama empat bulan berjalan ini mencapai sekitar Rp83 juta. Didik mengatakan alokasi dana yang disediakan sebesar Rp100 ribu untuk satu orang relawan tiap pemakaman satu jenazah.

“Untuk satu tim pemakaman jatah dari Dinkes hanya delapan orang, tiap satu relawan dapat Rp100 ribu. Total Rp800 ribu dalam satu pemakaman. Namun yang ikut lebih, bahkan mencapai 20 orang gabungan relawan, tapi tetap nantinya akan dibagikan ke semuanya yang terlibat,” kata Didik.

BACA : Kisah Perawat Petugas Kesehatan Haji Sembuh dari Covid-19

Karena honor tak diterima sejak April 2020, tim relawan gabungan sempat mogok karena kehabisan dana pribadi yang selama ini digunakan untuk operasional mereka.

“Kemarin karena betul-betul kehabisan biaya operasional, jadi kita hentikan pada saat itu. Beli bensin saja tidak ada, harus kami hentikan. Bahkan tidur di rumah orang sampai di pemakaman juga untuk menghemat transportasi. Ada dua minggu kami hentikan, kalau minta urunan (swdaya) kawan-kawan kasihan juga, berhenti sejenak,” ujarnya.

Didik menambahkan tim relawan sudah mengajukan dan menyerahkan permohonan dan berita acara yang diminta Dinas Kesehatan sejak pertengahan Juli 2020 lalu. namun hingga kini, dana yang dijanjikan belum dicairkan.

BACA : Ketahuan Nongkrong di Luar, Tim Gabungan Lakukan Tes Cepat Covid-19

“Kita langsung buat berita acara dan tugas, itu sudah dibuat. Tapi belum ada tindak lanjut sampai Agustus, harapannya supaya ada perhatian dari Pemkab. Walaupun  begitu, yang melakukan pemakaman ini tetap bahagia saja membantu. Cuma kita yang tidak ada dana operasional ini, untuk beli BBM saja enggak ada, terus jalan pakai apa,” katanya.

Kendati sempat mogok dua pekan, kini mereka kembali menjalankan misi kemanusiaan karena ada sukarelawan yang membantu dana transportasi pemakaman.

“Hari ini baru dari pemakaman karena ada yang bantu sehingga bisa melaksanakan kegiatan lagi. Mudahan benar-benar ada perhatian dari Pemkab, kita juga kasihan lihat di lapangan, bisa jadi malah menimbulkan klaster Covid -19 kalau bukan tim khusus yang mau menangani pemakaman,” ujarnya. (*)

Related posts

Leave a Reply