IDEALOKA.COM (Kediri) – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana pada 2024 akan melakukan renovasi Masjid Agung An-Nur, Kecamatan Pare. Rencana itu disampaikan saat istigosah dan doa bersama memperingati HUT Kemerdekaan RI Ke-78, Selasa malam, 29 Agustus 2023.
Istigosah dan doa bersama yang diikuti masyarakat dan jajaran Forkopimda Kabupaten Kediri itu menghadirkan mubaligh sekaligus pengasuh Ponpes Ploso KH. Muhammad Abdurrahman Al Kautsar atau Gus Kautsar. Hadir pula Rois Syuriah PCNU Kabupaten Kediri KH. Abdul Nasir Badrus.
“Saya mau tanya kira-kira kalau tahun depan Masjid Agung kabupaten ini didandani sing apik jenengan purun mboten?,” tanya bupati yang akrab disapa Mas Dhito ini dan langsung disambut dengan tepuk tangan jemaah.
Mas Dhito menceritakan saat akan naik ke lantai dua tempat acara istigosah dan doa bersama, salah satu jalan melewati lorong tangga memutar.
Begitu naik tangga, Mas Dhito mengaku dalam hati merasa malu karena lorong yang gelap dan kondisi keramik yang sudah tidak bagus. Belum lagi halaman sekitar masjid yang terlihat gelap ketika malam hari.
“Sekarang kabupaten ini bangun tol, bangun bandara, bangun stadion, bangun jembatan, yen masjide Agung enggak dibangun kualat nanti saya,” ucapnya.
Menurut Mas Dhito, rencana pembangunan Masjid Agung An Nur itu telah disampaikan kepada jajaran Pemerintah Kabupaten Kediri. Pihaknya meminta pada 2024 mendatang Masjid Agung An Nur Pare sudah selesai dibenahi.
Mas Dhito juga menyinggung mengenai program pembangunan infrastruktur khususnya jalan di Kabupaten Kediri. Aduan terkait jalan rusak kepada bupati itu diakui selalu muncul.
Sebagaimana diketahui, perbaikan jalan rusak menjadi kewenangan pemerintah sesuai kewenangannya, baik itu jalan desa, kabupaten, provinsi maupun jalan nasional.
Pun begitu, terkait pembangunan infrastruktur jalan terutama yang ada di desa-desa, pihaknya menyampaikan satu desa mengusulkan satu jalan pada 2024 mendatang. Dengan pola itu, kerusakan jalan yang ada di desa-desa berangsur baik.
“Jangan sampai nanti bandaranya sudah jadi, jalan tol sudah jadi, orang masuk ke desa jalanya gronjal-gronjal,” katanya.
Terlepas dari rencana pembangunan Masjid Agung An Nur dan pembangunan infrastruktur jalan, pada peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-78, Mas Dhito berpesan supaya masyarakat Kabupaten Kediri tetap guyub rukun dan menjaga semangat persatuan.
Gus Kautsar dalam acara itu menyampaikan untuk mengisi kemerdekaan bukan hanya tanggung jawab para pejabat, melainkan seluruh elemen masyarakat yang diwujudkan dengan karya konkret.
“Semoga kabupaten mundak (tambah) tertib, mundak (tambah) baik. Itu semua tidak akan berjalan baik kalau seperti pesan Mas Bup kita tidak guyub rukun,” katanya.
Menanggapi rencana bupati yang akan membangun Masjid Agung An Nur, mubaligh ternama itu justru menyarankan supaya Mas Dhito fokus membangun sarana umum dan pembangunan Masjid Agung An Nur diyakini akan ada yang menangani.
“Pondok pesantren paling gede sak Indonesia iku manggone neng Kediri, wong NU kudune paling akeh yo neng Kediri, dadi yen Masjide An Nur ora dadi yo aneh (Pondok pesantren paling besar se-Indonesia itu ada di Kediri, orang NU harusnya paling banyak di Kediri, jadi kalau Masjid An Nur tidak jadi (dibenahi) ya aneh,” ucap Gus Kautsar.
Di hadapan jemaah, Gus Kautsar menyarankan bupati supaya fokus membangun sarana umum, seperti jalan, penerangan jalan dan pembangunan Masjid An Nur supaya diurusi para kiai beserta jemaah.
Gus Kautsar mencontohkan saat kepemimpinan Presiden Pertama Soekarno. Sebagaimana diketahui pada masa itu dibangun Monumen Nasional (Monas) dan Masjid Istiqlal yang hampir bersamaan.
Namun dalam perjalanannya karena saat itu terkendala dana prioritas dilanjutkan pembangunan Monas. Namun pada kenyataannya Masjid Istiqlal tetap jadi.
“Kita ingat dulu ketika Bung Karno dulu tidak menyelesaikan Masjid Istiqlal, pada kenyataannya dadi (jadi) enggak Masjid Istiqlal? Dadi (Jadi),” ujarnya. (*)