Pertanian Organik yang Digagas Mas Dhito Tingkatkan Produktivitas Padi di Kabupaten Kediri

Sebelum menjadi Bupati, Mas Dhito mengunjungi petani di Desa Sumberjo, Kecamatan Kandat, Jumat, 20 November 2020.

IDEALOKA.COM (Kediri) – Program pertanian organik yang canangkan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana (Mas Dhito) sejak awal kepemimpinannya bisa meningkatkan produktivitas padi para petani.

“Program DITO (Desa Inovasi Tani Organik) terbukti dapat menaikkan produktivitas. Kelebihan penggunaan pupuk organik ini adalah bulir padi lebih berisi,” kata Mas Dhito, Rabu, 24 April 2024.

Read More

Menurut data Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri, pada tahun 2022 rata-rata produksi gabah kering giling mencapai 6,19 ton per hektar. Kemudian, pada 2023 naik menjadi 6,22 ton per hektar dan kembali naik menjadi 6,24 ton per hektar di 2024.

BACA: Mas Dhito Berharap Kediri Bisa Ekspor Kopi Organik

Di Kabupaten Kediri, luas lahan padi mencapai 48 ribu hektar. Wilayah yang menjadi sentra padi berdasarkan pemetaan kawasan agropolitan meliputi Kecamatan Pare, Plemahan, Papar, dan Purwoasri atau yang disingkat dengan istilah Palem Pari.

Mas Dhito menuturkan sektor pertanian termasuk dalam salah satu program prioritas Pemkab Kediri. Menurutnya, program DITO bertujuan untuk mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia.

Selain menekan biaya produksi, pertanian organik juga dapat meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas hasil panen. Namun menurutnya, untuk mendapatkan hasil pertanian yang maksimal diperlukan proses cukup panjang.

BACA: Pemkab Kediri Latih Petani Buat Pupuk Organik

Melihat data peningkatan produktivitas padi di Kabupaten Kediri, Mas Dhito yakin banyak petani yang tertarik dengan pertanian organik.

“Untuk mendukung sektor pertanian ini, guna menekan biaya produksi, pemerintah daerah juga menyalurkan bantuan peralatan pertanian dan bantuan benih,” ujarnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dispertabun Kabupaten Kediri Anang Widodo didampingi Kepala Bidang Pengelolaan Pangan Rini Pudyastuti mengatakan untuk pertanian padi, pada tahun 2024 ini bantuan benih disalurkan untuk lahan 6.000 hektar.

Dari wilayah yang melakukan penanaman komoditas ini, para petani mulai memanen padi pada akhir Maret dan puncak panen pada April ini.

“Hanya saja yang perlu diwaspadai saat ini karena cuaca hujan yang masih tinggi dan pengaruh angin, padi rawan roboh,” katanya. (Adv/PKP)

Related posts

Leave a Reply