Tradisi Mudik Santri, Berbekal Kitab Suci

idealoka.com – Pemandangan ini tak asing menjelang Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri. Masyarakat berbondong-bondong pulang ke kampung halaman. Tak terkecuali santri yang menimba ilmu di pesantren. Mudik bagi mereka tamasya sesaat yang menggembirakan.

Bersama teman-teman, mereka naik moda transportasi kelas ekonomi. Senasib sepenanggungan. Menenteng koper dan tas, terkadang berjubel dan antri. Minggu, 3 Juni 2018, ratusan santri dari berbagai pesantren di Jombang berdatangan di Stasiun Jombang. Satu per satu mereka masuk ke peron dan petugas memeriksa tiket dan kartu identitas penumpang.

Sembari menunggu kereta datang, para santri berswafoto atau foto selfi. Kenang-kenangan sebelum mereka berpisah merayakan Lebaran.

Dari sekian pemudik santri, ada seorang santri yang tak ingin lepas dari ritualnya. Baca kitab suci Al Qur’an. “Bekalnya bawa Al Qur’an biar bisa dibaca selama perjalanan,” begitu kata Ilya Auliya, 17 tahun. Santri Pesantren Putri Walisongo, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Jombang ini mudik ke Jakarta bersama 20 temannya dari berbagai pesantren di Jombang. “Saya kebetulan sudah tamat dan mau kuliah,” katanya.

Santri yang lain, Khoirotun Nisa, 16 tahun, mengatakan mudik sudah jadi ritual tiap tahun. “Saya mudik ke Indramayu dan naik kereta karena lebih cepat,” kata santri pesantren Tebuireng ini.

Kepala Stasiun Jombang Sutrisno mengatakan puncak mudik para santri akan terjadi sampai Senin, 4 Juni 2018. “Rata-rata mereka menggunakan kereta api ekonomi jurusan Jakarta, Cirebon, dan Bandung. Ada juga yang ke Banyuwangi, Jember, dan Yogyakarta,” katanya.

Sebagian besar para santri memanfaatkan kereta api kelas ekonomi. “Selain hemat, mereka juga ingin mudik bareng dengan teman-temannya, jarang yang pakai eksekutif,” katanya.

Sudah ribuan santri yang mudik menggunakan jasa kereta api meski Lebaran kurang 11 atau 12 hari. “Ada yang pesan tiket secara online dan ada yang beli langsung di loket,” katanya. Menurut Sutrisno, sebagian besar pesantren di Jombang memang sudah libur pekan ini hingga pasca Lebaran.

Dengan gelombang mudik santri ini, okupansi penumpang kereta api kelas ekonomi dari Stasiun Jombang meningkat 20 persen. “Untuk kereta ekonomi kalau hari biasa okupansinya 60-80 persen, musim mudik sampai 100 persen,” katanya.

Para santri ini berasal dari puluhan pesantren yang ada di Jombang termasuk empat pesantren besar seperti Tebuireng, Darul Ulum, Mambaul Ma’arif (Denanyar), dan Bahrul Ulum (Tambakberas). “Para santri sudah libur dan masuk sekolah dan mengaji lagi tanggal 15 Juli 2018,” kata pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif KH Abdussalam Sokhib atau Gus Salam.

Kereta ekonomi favorit para santri tujuan Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Jember, dan Banyuwangi tersebut antara lain Kereta Api (KA) Gaya Baru Malam, Pasundan, Logawa, dan Sritanjung. (*)

Related posts

Leave a Reply