idealoka.com (Kediri) – Tananaman cabai petani di Kabupaten Kediri mengalami kerusakan akibat hama dan virus. Produksi cabai petani terancam menurun atau bahkan gagal panen.
Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kecamatan Ngasem, Yayuk Annisa, mengatakan di tiga desa yang jadi wilayah kerjanya, saat ini kurang lebih terdapat 10 hektar tanaman cabai rusak akibat virus kuning (pepper yellow leaf curl) atau virus Gemini. Gejalanya, daun tanaman berwarna kuning dan berkerut atau keriting.
“Di wilayah kerja saya ada dua kategori kerusakan, mulai dari kerusakan parah dan sedang. Namun bisa dikatakan seluruh petani cabai di wilayah saya mengalami ini, tidak ada yang aman dari wabah virus ini,” katanya, Rabu, 22 Januari 2020.
Kondisi tersebut, menurut Yayuk, sangat merugikan petani. Apalagi, saat ini adalah musim panen pertama bagi petani cabai di wilayah tersebut.
“Kalau sekarang sudah ada yang panen. Kebetulan ini panen pertama, tetapi tidak melimpah seperti biasanya, hanya 40 persen. Bahkan ada yang tidak bisa memanen,” katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Hortikultura Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri, Arahayu Setyo Adi, mengatakan kerusakan yang sama juga terjadi hampir di seluruh wilayah Kabupaten Kediri bahkan di wilayah sentra petani cabai.
“Di wilayah atas seperti Puncu itu hampir 50 persen terkena dampak hama. Begitu juga di daerah bawah seperti Plosoklaten, Pagu, dan daerah lain di Kediri,” ucapnya.
Menurut pria yang akrab disapa Adi ini, kerusakan tersebut terjadi akibat hama dan virus yang menyerang tanaman, diataranya virus kuning, serangan lalat buah, dan busuk buah.
“Kalau sudah begitu jelas produksinya menurun. Kalau dihitung dari pengalaman petani kekurangannya bisa 40 sampai 50 persen,” katanya.
Menurutnya, salah satu penyebab rentannya tanaman cabai terserang virus karena kualitas benih yang kurang tahan hama atau virus. Ia juga menyebut kesalahan utama petani cabai adalah membuat bibit cabai sendiri dari tanaman cabai yang telah dipanen.
Menurut Adi, itu sangat berpotensi membawa virus kuning di tanaman cabai petani. “Kalau kuning khan virus bawaan dari benih. Meskipun tanamannya terlihat sehat, tetapi belum tentu benih itu bebas penyakit. Kami juga sampaikan ke depan jangan ambil dari benih tanaman yang menyemai sendiri,” ujarnya.