IDEALOKA.COM (Surabaya) – Berbicara tentang Hari Pahlawan saat ini sangat tepat jika disematkan pada sosok guru. Guru mendapat gelar sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka berjuang untuk mencerdaskan masa depan anak bangsa.
Seperti yang dirasakan siswi SMA Al Hikmah Surabaya atas semangat, dedikasi, dan bimbingan dari Kiki Taurista. Ia adalah guru bidang biologi dan pembimbing mereka yang mengantarkan pada prestasi karya ilmiah di tingkat nasional.
Mereka adalah Aliyah Tri Iswari, Athifah Zahra, Fairuz Izza Eziza. Berkat kerja keras dan motivasi dari pembimbing, mereka berhasil meraih juara pertama pada kompetisi Lomba Ide Kreatif siswa yang diselenggarakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Riset Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Yogyakarta pada Agustus 2024 lalu.
Keberhasilan mereka meraih prestasi tidak diperoleh dengan mudah. Mereka harus melakukan uji coba terlebih dahulu untuk bisa menemukan ide inovasi dan kreatif dalam sebuah karya ilmiah.
“Inovasi ini berawal karena banyaknya limbah cangkang kupang di pesisir pantai Surabaya. Kami rasa kurang maksimal untuk diolah sama masyarakat sekitar. Jadi kami berupaya mengolahnya menjadi hal yang lebih bermanfaat,” ujar Aliyah saat menjelaskan risetnya, Sabtu, 9 November 2024.
BACA: Banyuwangi Jadi Tuan Rumah Olimpiade Sains dan Matematika Tingkat Asia
Tentu saja dalam melakukan uji coba, peran guru pembimbing sangat membantu mereka hingga berhasil menciptakan sebuah ide karya yang inovasi.
“Pasti ada tantangan dalam menemukan inovasi itu. Itu menjadi momen berkesan saat menemukan kebersamaan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Tentunya berkesan juga dengan bantuan ustazah Kiki yang menuntun dan memberi arahan kepada kami. Kami juga mendapatkan masukan-masukan dan saran dari ustazah Kiki yang sangat membantu inovasi kami kali ini,” kata Athifah saat ditanya momen paling berkesan selama perjalanan mengikuti kompetisi.
Namun, tantangan sulit itu berhasil ditaklukkan mereka berkat usaha dan proses pendampingan dan bimbingan yang luar biasa dari gurunya.
Kiki menjelaskan bahwa pendampingan pada anak-anak dimulai dari brainstorming dulu. “Jadi kami membantu siswa mengeksplorasi ide dan juga konsep. Di situ kami menggali potensi ide yang bisa dikembangkan siswa menjadi solusi yang inovatif,” katanya.
BACA: Pelajar SD di Banyuwangi Juarai Kompetisi Coding Internasional di Korea
Kemudian ia membantu merancang penelitian, merumuskan masalah atau permasalahan dari penelitian dengan rencana kerja yang jelas dan memecah beberapa tahap. Menurutnya, semua tahap harus dipastikan dapat perhatian yang lengkap.
“Jadi, selama perkembangan, kami berikan masukan teknis, bimbingan dalam menulis penelitian dan eksperimen serta mengatasi kendala yang ada,” ujar Kiki.