IDEALOKA.COM (Kediri) – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengggelar silaturahmi bersama para ulama atau masyayikh dan para gus atau gawagis di Pringgitan Dalam Pendapa Panjalu Jayati, Kamis malam, 27 Maret 2025.
Dalam pertemuan itu, bupati yang akrab disapa Mas Dhito ini menyampaikan terima kasih kepada masyayikh dan gawagis yang telah membersamai dirinya bersama Wakil Bupati Dewi Mariya Ulfa.
Mas Dhito mengungkapkan meski di awal periode kedua kepemimpinannya dihadapkan pada efisiensi anggaran, komitmennya untuk memperhatikan guru Madrasah Diniyah (Madin) termasuk pondok pesantren tetap tidak berubah.
BACA: Dikenal Dekat Masyarakat, Mas Dhito dan Mbak Cicha Ikuti Halal Bihalal RT
Pemberian insentif ini sebagai wujud perhatian pemerintah daerah terdapat mereka yang telah mendidik moral generasi penerus bangsa. Begitupula dengan program pemberian bantuan stimulus bagi pondok pesantren.
Hal itu lantaran dalam kunjungannya ke pondok pesantren masih ditemukan pondok yang kondisi bangunannya dinilai perlu pembenahan supaya lebih layak.
“Efisiensi tidak akan berdampak pada program-program yang sifatnya keagamaan, khususnya guru Madin dan yang kedua untuk pondok-pondok berkembang,” katanya.
Di Kabupaten Kediri, program pemberian insentif bagi guru Madin atau guru-guru agama nonformal telah berjalan sejak awal kepemimpinan Mas Dhito pada 2021 silam.
“Ini bagian komitmen kami Pemerintah Kabupaten Kediri terhadap pondok-pondok pesantren yang ada di kabupaten ini dan saat ini jumlahnya sekitar 180-an pondok,” ujarnya.
BACA: Dikenal Dekat Masyarakat, Mas Dhito dan Mbak Cicha Ikuti Halal Bihalal RT
Program insentif bagi guru Madin dan bantuan untuk pondok pesantren itu telah masuk dalam 17 program prioritas Mas Dhito bersama Mbak Dewi di periode kedua kepemimpinannya.
Selain program bidang keagamaan, dalam pertemuan itu Mas Dhito juga menyampaikan rencana pertemuan rutin bersama masyayikh maupun gawagis.
Rencana Mas Dhito itu disambut baik masyayikh dan gawagis yang hadir. Hal itu seperti disampaikan KH Jauhar Nehru atau Gus Mahu.
Menurut dia, masyayikh dan gawagis siap untuk melakukan pertemuan rutin bersama Mas Dhito dan memberi masukan untuk suksesnya program pembangunan.
Kerjasama itu diperlukan sebagaimana dalam bait “Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya” pada lagu Indonesia Raya. “Para masyayikh bagiane bangunlah jiwanya. Bagian bangunlah badannya bagiane Mas Bup (Mas Dhito),” ucapnya. (Adv/PKP)