idealoka.com – Ucapan duka berupa karangan bunga berdatangan di rumah duka salah satu korban bom gereja di Surabaya, Aloysius Bayu Rendra Wardhana, di Jalan Gubeng Kertajaya I Raya Nomor 15 A Surabaya. Karangan bunga datang dari berbagai pihak mulai dari kerabat, rekan kerja, hingga pejabat pemerintah, politisi, dan partai politik.
Karangan bunga ucapan duka dari partai politik tersebut sempat jadi cibiran kerabat dan rekan almarhum Bayu. “Ini pencitraan,” celetuk salah satu rekan Bayu saat melayat di rumah duka, Minggu malam, 13 Mei 2018.
Ia berharap partai politik tak memanfaatkan kondisi duka tersebut untuk mendapat simpati masyarakat. “Jangan jadikan panggung (politik),” katanya.
Ratusan orang melayat ke rumah duka Bayu termasuk jemaah Gereja Katolik Paroki Santa Maria Tak Bercela tempat Bayu meninggal dunia saat menghalau pelaku peledakan bom. Jemaah menggelar misa mendoakan almarhum Bayu.
Salah satu jemaah, Paul, mengatakan Bayu sebagai sala satu aktivis gereja. “Dia banyak membantu kegiatan gereja, termasuk membantu pengamanan gereja saat kegiatan misa atau perayaan lainnya,” katanya.
Bayu meninggalkan seorang istri dan dua anak. Selain aktif di gereja, Bayu yang akrab disapa dengan Koko Item itu dikenal sebagai fotografer model dan pemilik Cornel Photosolution.
Minggu pagi, 13 Mei 2018, bom meledak hampir bersamaaan di tiga gereja yang ada di Surabaya. Bom pertama meledak di gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya Nomor 1, bom kedua meledak di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Raya Diponegoro, dan terakhir meledak di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jalan Arjuno. Bom bunuh diri di tiga gereja ini dilakukan satu keluarga mulai dari ayah, ibu, dan empat anaknya yang masih di bawah umur.
Minggu malam, bom juga meledak di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Wonocolo, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo. Bom meledak di kamar yang dihuni keluarga anggota jaringan teroris akibat ceroboh.
Senin pagi, 14 Mei 2018, bom kembali meledak di pintu gerbang Markas Polrestabes Surabaya. Bom bunuh diri ini juga dilakukan satu keluarga. Ledakan bom selama dua hari di Surabaya dan Sidoarjo itu dilakukan jaringan teroris Jemaah Anshorud Daulah (JAD) Surabaya.
Pasca ledakan bom di Surabaya dan Sidoarjo, Densus 88 Anti Teror Polri menangkap sejumlah terduga teroris jaringan JAD. Polri juga masih menetapkan status siaga I untuk seluruh jajaran kepolisian di Indonesia. (*)