idealoka.com – Naskah drama “Pelacur dan Sang Presiden” karya aktivis perempuan, Ratna Sarumpaet, akan dipentaskan kembali. Kali ini naskah drama tersebut akan dipentaskan para mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jember (Unej) yang tergabung dalam Teater Teras Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon FIB Unej.
Ketua PMII Rayon FIB Unej, Muhammad Himmamul Adil, mengatakan pementasan teater yang menyajikan naskah drama karya Ratna Sarumpaet ini sama sekali tidak terkait dengan dinamika politik mutakhir termasuk kasus informasi bohong (hoax) yang menimpa Ratna.
“Sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan apapun. Kami mengangkat suatu naskah ini melalui diskusi panjang sehingga disepakati naskahnya Ratna yang diangkat. Biarlah yang hoax pengarangnya. Yang penting isi naskahnya tetap kredibel dan dianggap sebagai karya sastra yang realis,” kata aktivis mahasiswa yang akrab disapa Adil ini, Jum’at, 5 Oktober 2018.
Adil mengatakan drama tersebut dipersiapkan selama dua bulan, jauh sebelum hiruk pikuk politik yang menyeret Ratna dalam kasus hoax saat ini.
Produser drama, Ulfatus Soimah, mengatakan pementasan drama ini merupakan agenda tahunan teater Teras dalam bingkai Teater Raya.
“Tujuan diadakan pementasan ini untuk menggali dan mengasah bakat sahabat-sahabati dalam bidang kesenian,” katanya.
Ia berharap penonton bisa menangkap pesan dalam drama “Pelacur dan Sang Presiden”. “Kami berharap penonton menangkap pesannya dan kita sama-sama berupaya meminimalisir subordinasi, komodifikasi, dan stereotipe terhadap perempuan dan mengajak penonton untuk sadar gender melalui seni teater,” katanya.
Teater “Pelacur dan Sang Presiden” yang diadopsi dari naskah karya Ratna Sarumpaet ini akan digelar di gedung Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Unej Jalan Veteran Nomor 3 Jember pada Sabtu, 6 Oktober 2018, pukul 18.30 WIB.
Naskah drama “Pelacur dan Sang Presiden” pernah dipentaskan tahun 2006 di enam kota besar dan tahun 2007 diadopsi dalam bentuk film dengan judul “Jamila dan Sang Presiden” dan menyabet tiga penghargaan yakni Youth Prize dan Public Prize pada Vesoul International Film Festival di Perancis dan NETPAC Award pada Asiatica Film Mediale Festival di Roma, Italia.
Drama tersebut menceritakan tentang seorang anak bernama Jamila yang menjadi korban perdagangan manusia yang dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial. Ratna merefleksikan perdagangan manusia khususnya anak yang terjadi di Indonesia ke dalam drama. (*)