idealoka.com (Surabaya) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) tahun anggaran 2019 kepada DPRD Jatim dalam rapat Paripurna di Kantor DPRD Jatim, Surabaya, Senin, 13 April 2020.
Didampingi Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, Khofifah menyampaikan laporan berbagai program pembangunan selama 2019 di hadapan Ketua DPRD Jatim Kusnadi dan para wakil ketua serta anggota DPRD Provinsi Jatim yang hadir di ruang paripurna DPRD maupun yang mendengarkan secara virtual akibat pandemi Covid-19 dengan format physical distancing. Khofifah resmî memimpin Jawa Timur sejak 13 Februari 2019 lalu.
Dalam paparannya, Khofifah mengatakan pendapatan daerah Pemprov Jatim dari rencana sebesar Rp33,42 triliun terealisasi 100,08 persen atau sebesar Rp 33,45 triliun. Lalu, belanja daerah yang direalisasikan sebesar Rp34 triliun atau sebesar 89,48 persen dari rencana sebesar Rp 38 triliun.
BACA : Perluas Akses Ekonomi Masyarakat, Pemprov Jatim Luncurkan Empat Aplikasi E-Commerce
“Pendapatan tersebut terdiri dari pendapatan asli daerah sebesar Rp19,32 triliun, dana perimbangan sebesar Rp17,94 triliun, dan lain-lain pendapatan yang sah sebesar Rp186,39 miliar,” kata Khofifah.
Adapun pertumbuhan ekonomi Jawa Timur selama kurun waktu 2019 melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yakni di angka 5,52 persen. Pertumbuhan nasional Indonesia berada di kisaran 5,02 persen.
Sementara capaian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita tahun 2019 juga meningkat sebesar 6,89 persen dari Rp55,43 juta tahun 2018 menjadi Rp59,25 juta tahun 2019. Artinya secara rata-rata, tingkat kesejahteraan masyarakat Jawa Timur juga mengalami peningkatan.
Kinerja perekonomian yang membaik tersebut juga diiringi kinerja inflasi tahun 2019 yang cukup terkendali. Laju inflasi tahun kalender sampai dengan Bulan Desember 2019 mencapai 2,12 persen, lebih rendah dibanding inflasi tahun kalender bulan Desember 2018 sebesar 2,86 persen.
BACA : Sebanyak 218 Proyek Percepatan Pembangunan Ekonomi Jatim Masuk RPJMN
“Dibanding provinsi lain di pulau Jawa, laju inflasi di Jawa Timur adalah yang paling rendah. Begitu juga jika dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar 2,72 persen,” ucapnya.
Di hadapan para anggota dewan, Khofifah juga menyampaikan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Timur. IPM selama tiga tahun terakhir terus menunjukkan peningkatan yaitu masing-masing 70,27 pada tahun 2017; 70,77 di tahun 2018; dan 71,50 pada tahun 2019.
“Yang membanggakan, capaian tahun 2019 tumbuh sebesar 1,03 persen, tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan pada tujuh tahun terakhir (2013-2019) sebesar 0,99 persen,” ujarnya.
BACA : Khofifah: Koperasi di Jawa Timur Perlu Kolaborasi dengan Bisnis E-Commerce
Dalam hal persentase penduduk miskin, per September 2019 jumlah penduduk miskin sebesar 10,20 persen atau menurun 0,65 persen dibanding September 2018 sebesar 10,85 persen. Secara absolut, jumlah penduduk miskin Jawa Timur pada September 2019 sebesar 4.056.000 jiwa, menurun 236,15 ribu jiwa dibanding September 2018 sebesar 4.292.150 jiwa.
“Penurunan penduduk miskin tahun 2019 ini adalah terbesar sejak tahun 2013, serta memberikan kontribusi sebesar 26,57 persen terhadap penurunan jumlah penduduk miskin secara nasional,” ujarnya.
“Dalam hal capaian Indeks Gini, Jawa Timur berada diangka 0,364 atau turun sebesar 0,007 poin dibandingkan tahin 2018 sebesar 0,371, dan merupakan capaian terendah dalam kurun waktu enam tahun (2013-2018). Artinya ketimpangan di Jawa Timur makin sempit,” ucap Khofifah. (*)