Akhir September, Tingkat Penularan Covid-19 di Jatim Terendah

idealoka.com (Surabaya) – Pemprov Jawa Timur telah mengerahkan berbagai upaya secara agresif  termasuk  operasi yustisi, testing, dan isolasi yang makin massif dalam menekan penyebaran Covid-19 dalam dua minggu terakhir. Hal ini dilakukan seiring dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mengendalikan kasus Covid-19 di 9 provinsi prioritas dan salah satunya Jawa Timur.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan operasi yustisi untuk meningkatkan kepatuhan bermasker diikuti dengan testing (pemeriksaan) dan isolasi yang masif dalam dua minggu terakhir ini membuahkan hasil yang cukup memuaskan.

Read More

Berdasarkan data yang dirilisi Kemenkes RI, Senin, 29 September 2020, kasus aktif Covid-19 yang masih dirawat di Jatim merupakan yang terendah dibandingkan provinsi besar lain di Pulau Jawa, yaitu sebanyak 3.580 pasien.

BACA : Pemprov Jatim Kembali Salurkan Alkes dan APD untuk RS Rujukan Covid-19

Kemudian diikuti Jateng sebanyak 4.962 kasus aktif, Jabar 8.075 kasus aktif, dan DKI Jakarta 12. 106 kasus aktif Covid-19. Sementara itu, dalam dua minggu terakhir, testing PCR yang dilakukan cukup masif yakni 77.953 tes dan angka ini sudah mendekati target WHO.

“Alhamdulillah, operasi yustisi yang diikuti dengan testing PCR yang terus naik dan isolasi yang lebih agresif dengan jemput bola ini cukup efektif untuk menekan kasus baru Covid-19 di Jawa Timur. Ketika jumlah testing sampel PCR di Jatim terus naik hingga menjadi tertinggi kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta, kasus positif Covid-19 yang ditemukan justru menurun, positivity rate kita juga terus konsisten menurun,” kata Khofifah di Gedung Grahadi, Surabaya, Rabu, 30 September 2020.

Khofifah berterimakasih kepada tim Polda Jatim dan Kodam V Brawijaya yang telah mengajak masyarakat makin patuh untuk bermasker melalui operasi yustisi.

“Terimakasih juga kepada tenaga medis yang terus menerus menyumbangkan kesembuhan yang tinggi di Jawa Timur. Hasilnya, per hari ini dapat dilihat kasus aktif Covid-19 yang masih dirawat di Jatim menjadi yang terendah dibandingkan provinsi besar lain di Pulau Jawa,” katanya.

BACA : Berkeliaran, Tim Covid Hunter Jemput Pasien Covid-19 Dibawa ke RS

Khofifah menjelaskan, dalam dua minggu ini tindakan tegas untuk mengawal protokol kesehatan  diberlakukan dengan pelaksanaan operasi yustisi oleh Tim Covid-19 Hunter Polda Jatim, Kodam V Brawijaya, dan Forkopimda Jatim. Hal ini sesuai dengan Pergub Nomor 53 Tahun 2020 sebagai landasannya. Pelaksanaan operasi tersebut berjalan secara masif dan serentak di 38 kabupaten dan kota sejak 14 September 2020.

Kombinasi operasi yustisi dengan testing masif dan treatment (pengobatan) yang optimal menjadi format yang cukup efektif menekan kasus Covid-19 di Jawa Timur. Berdasarkan kurva tren tambahan kasus harian yang dirilis Kemenkes RI, di saat kurva DKI, Jawa Tengah, dan Jawa Barat cenderung naik, Jawa Timur cenderung melandai.

Selain itu, berdasarkan situs thebonza.com yang menganalisis data dari Satuan Gugus Tugas Covid-19 Indonesia , Rate of Transmission (Tingkat Penularan) di Jawa Timur sudah dibawah 1 selama sembilan hari dan per hari ini menjadi terendah se-Indonesia yakni 0,8. Apabila ini bisa di pertahankan sampai 14 hari, maka penyebaran Covid-19 di Jawa Timur menjadi relatif terkendali.

Operasi yustisi di Jatim sampai hari ini telah dilakukan di 40.745 titik dengan total yang terjaring 592.634 orang dengan rincian jumlah teguran 484.044 teguran, hukuman sosial kepada 87.862 orang, denda administratif 20.728 orang, penyitaan KTP 10.249 buah, percobaan kurungan kepada satu orang, dan penutupan tempat usaha di 36 lokasi.

Tim Covid-19 Hunter juga menyisir pasien Orang Tanpa Gejala (OTG) dan melakukan penjemputan bagi mereka yang isolasi mandiri di rumah yang belum memenuhi syarat.

BACA : Pemprov Jatim Terjunkan Tim Pemburu Covid-19, Tes Massal di 10 Daerah

Untuk mengawal operasi yustisi, testing di Jawa Timur juga dilakukan secara lebih masif. Berdasarkan laporan mingguan Kemenkes per 24 September 2020, Jawa Timur menduduki provinsi dengan jumlah PCR tertinggi kedua setelah Jakarta. Sampai hari ini sudah lebih dari satu juta tes telah dilakukan untuk warga Jatim dengan rincian rapid test 943.088 sampel dan PCR 329.045 sampel.

Sebagian besar tes tersebut, khususnya untuk tracing, dilakukan secara masif dan gratis bagi warga Jawa Timur. Positivity rate Jawa Timur yang sebelumnya pernah mencapai 31 persen di bulan Juli, kini sudah menjadi 12 persen.

Selain itu, optimalisasi perawatan Covid-19 di rumah sakit juga terus diupayakan Pemprov Jatim. Berdasarkan laporan Kemenkes per 24 September 2020, Jawa Timur menduduki provinsi dengan jumlah bed isolasi tertinggi di Indonesia dengan total bed ICU dan isolasi 7.591 bed dengan keterisian hanya 2.918 bed. Selain itu, BOR Jawa Timur saat ini adalah 38 persen yang artinya kapasitas bed masih aman, jauh dibawah standar WHO yang 60 persen.

“Dengan pencapaian yang baik ini, saya terus berharap Jatim bisa terus patuh kepada protokol kesehatan. Terus lakukan testing, tracing, dan isolasi sesuai target WHO sehingga kasus Covid-19 tidak makin menyebar dan kasus aktif baru akan konsisten turun,” kata Khofifah. (*)

Related posts

Leave a Reply