IDEALOKA.COM (Madiun) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendorong pemenuhan kuota dari program Desa Devisa dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Sebab, hingga kini baru ada tiga dari 15 produk yang dinyatakan layak dijual ke luar negeri.
“Yang sudah ada penguatan dari LPEI adalah Kabupaten Gresik, Sidoarjo, dan Banyuwangi pada Oktober kemarin,” kata dia saat melakukan kunjungan ke perajin Batik Candi di Desa Candimulyo, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Selasa, 15 Februari 2022.
Desa Devisa di Gresik adalah Wedani, Kecamatan Cerme yang dikenal sebagai sentra kain dan sarung tenun. Kemudian, Desa Kupang, Kabupaten Sidoarjo dengan komoditas rumput laut. Selain itu, Desa Agrowisata Ijen, Kabupaten Banyuwangi.
Karena pemenuhan kuotanya masih kurang, Khofifah memberi motivasi kepada daerah lain untuk menyiapkan 13 calon desa devisa. Salah satunya Batik Candi di Kabupaten Madiun. “Nanti akan ada evaluasi untuk diusulkan sebagai desa devisa,” ujar dia.
Oleh karena itu, Khofifah berharap agar produk lokal berlomba masuk sebagai nominasi Desa Devisa. Sebab, tim assessment LPEI dari Jakarta tengah berada di Jawa Timur. Adapun lokasi yang akan dikunjungi untuk dicek merupakan hasil rekomendasi dari pemprov.
Jika nanti, produk suatu wilayah dinyatakan layak, maka akan mendapat pendampingan dan pengembangan kapasitas. Kemudian, akses penjualan ke pasar global akan semakin terbuka. “Akan ada support konektivitas, market akses,” kata mantan Menteri Sosial ini.
Dengan demikian, kualitas suatu produk akan meningkat. Harga jualnya di pasar luar negeri juga akan memberikan penghasilan lebih banyak bagi produsen. Maka, kesejahteraan para pelaku usaha dapat naik kelas.
Sementara itu, Bupati Madiun Ahmad Dawami Ragil Saputro mengatakan bahwa program Desa Devisa mampu memberi motivasi bagi para perajin batik. (*)