IDEALOKA.COM (Madiun) – Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun terus mengawasi pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di sejumlah sekolah. Ini seiring dengan naiknya level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari level 2 menjadi level 3.
“PTM akan dilihat (dievaluasi), jika ada yang positif lima persen (dalam satu sekolah), maka akan off (libur dan diubah menjadi pembelajaran jarak jauh),” kata Wali Kota Madiun Maidi, Rabu, 16 Februari 2022.
Penghentian sementara PTM seperti halnya yang diterapkan di lima sekolah pada beberapa hari lalu. Sejumlah siswa, guru, maupun tenaga kependidikan di SMAN 1 Kota Madiun, SD Muhammadiyah, SMPN 2 Kota Madiun, SMPN 12 Kota Madiun, dan SMPK Santo Bernardus terpapar Covid-19. Kondisi itu berlangsung ketika PPKM di Kota Madiun masih pada level 2.
Maka, pada masa PPKM Level 3 yang mulai diterapkan sejak Selasa, 15 Februari 2022, berpotensi menambah daftar sekolah yang menghentikan PTM. Sebab, tingkat penyebaran Covid-19 varian Omicron lebih cepat dibandingkan jenis lainnya. Tapi, risikonya lebih ringan.
Maidi menjelaskan indikator kenaikan PPKM itu karena meningkatnya keterisian rumah sakit atau bed occupancy ratio (BOR). Namun, belum tentu yang dirawat di delapan tempat pelayanan kesehatan merupakan warga Kota Madiun.
Pasien dari daerah sekitar juga dirawat di rumah sakit setempat yang sebagian besar menjadi rujukan. “Warga di eks-Karesidenan Madiun yang banyak dirawat di sini. Maka, BOR di sini tinggi,” ujar mantan Sekda Kota Madiun itu.
Disinggung tentang pembatasan aktivitas warga, Maidi menuturkan pihak pemkot tidak serta melakukannya. Ada beberapa kegiatan perekonomian yang diberikan kelonggaran, namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat.
“Bukan pembatasan tapi memperketat prokes, pakai masker, dan kami membuka gerai vaksinasi karena kota ini menjadi jujugan,” ucap dia. (*)