Foto-Foto Relawan PMI Malang dalam Misi Penanggulangan Korban Tsunami Aceh 2004

Truk Satuan Siaga Penanggulangan Bencana (Satgana) PMI Kabupaten Malang keluar dari dek kapal TNI AL ketika mendarat di Pantai Calang, Aceh Jaya, Nanggroe Aceh Darrusalam, tahun 2004 setelah tsunami terjadi. Foto: Dok. PMI Kabupaten Malang

IDEALOKA.COM (Malang) – Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang menziarahi makam empat relawan bencana tsunami Aceh 2004. Mereka menabur bunga dan berdoa atas jasa para relawan yang bertugas saat tsunami Aceh. “Semoga amal ibadah dan kebaikannya diterima Tuhan,” kata perwakilan relawan PMI Kabupaten Malang, Budi Utoyo dalam siaran pers tertulis, Rabu, 25 Desember 2024.

Ziarah dimulai di makam Noeryanto di TPU Samaan, Solikan di Tajinan, Subagiyo di Mergan, Takwim Mudawanah di Poncokusumo, dan Joko Prayitno di Donomulyo. Budi mengatakan ziarah ini untuk mengenang 20 tahun tsunami Aceh dan memperingati Hari Relawan PMI.

Read More
Relawan PMI Kabupaten Malang menziarahi makam relawan PMI, Noeryanto, di TPU Samaan, Rabu, 25 Desember 2024. Foto: Dok. PMI Kabupaten Malang

Menurutnya, Noeryanto berperan penting dalam mendukung biaya operasional. Dia menggunakan uang pribadi untuk kebutuhan logistik selama menjalani misi kemanusiaan di Aceh. Ziarah ke makam para relawan ini untuk mengikat rasa persaudaraan sesama relawan dan mengenang jasa mereka selama menjalankan tugas kemanusiaan.

BACA: Karakter Pantai Rawan Tsunami dan Upaya Pencegahan Dampak Tsunami

PMI Kabupaten Malang memberangkatkan sebanyak 14 relawan ke Aceh pada 29 Desember 2004 atau tiga hari setelah tsunami. Mereka menumpang kapal perang TNI Angkatan Laut dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, bersama para relawan dan personel militer.

Truk Satuan Siaga Penanggulangan Bencana (Satgana) PMI Kabupaten Malang keluar dari dek kapal TNI AL ketika mendarat di Pantai Calang, Aceh Jaya, Nanggroe Aceh Darrusalam, tahun 2004 setelah tsunami terjadi. Foto: Dok. PMI Kabupaten Malang

Dalam perjalanan laut selama enam hari, mereka membawa perbekalan bahan pangan untuk dapur umum dan peralatan medis, termasuk Bahan Bakar Minyak (BBM).

Dalam perjalanan laut selama delapan hari, mereka memasuki Calang, Ibu Kota Aceh Jaya, Provinsi Nanggroe Aceh Darrusalam. Mereka tim pertama yang memasuki kawasan Calang. Relawan PMI menurunkan jeep, ambulans, dan truk bergantian.

Mobil jeep Satuan Siaga Penanggulangan Bencana (Satgana) PMI Kabupaten Malang keluar dari dek kapal TNI AL ketika mendarat di Pantai Calang, Aceh Jaya, Nanggroe Aceh Darrusalam, tahun 2004 setelah tsunami terjadi. Foto: Dok. PMI Kabupaten Malang

“Kami disambut teriakan warga. Pak, mayat, pak, mayat,” kata Budi menirukan warga setempat yang meminta pertolongan.

Usai menurunkan kendaraan dan perbekalan, mereka langsung menangani mayat yang tergeletak. Mereka dievakuasi dan dimakamkan secara massal.

Relawan PMI Kabupaten Malang bersama relawan PMI lainnya berusaha mengevakuasi korban tsunami di Aceh tahun 2004. Foto: Dok. PMI Kabupaten Malang

Kondisi Calang saat itu, kata Budi, semua bangunan rata dengan tanah. Tersisa sebuah rumah dan menara TVRI di perbukitan. “Kami mendirikan dapur umum untuk melayani korban bencana dan pertolongan pertama,” ujarnya.

BACA: Catatan Tsunami di Pantai Selatan Jawa, Banyuwangi Paling Banyak

Budi mengisahkan seorang korban yang terempas di atas pohon dengan kondisi tangan patah. Lantas, personel Marinir TNI Angkatan Laut menurunkan korban dan mengirim korban dengan helikopter ke rumah sakit. “Kami menjalankan misi kemanusiaan selama sebulan penuh,” katanya.

Relawan PMI Kabupaten Malang bersama TNI mengevakuasi korban tsunami di Aceh tahun 2004. Foto: Dok. PMI Kabupaten Malang

Atas kiprah PMI Kabupaten Malang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahkan penghargaan di Nangroe Aceh Darussalam pada 26 Desember 2005 dan menetapkan 26 Desember sebagai Hari Relawan PMI sebagai bentuk penghargaan kepada relawan PMI.

Bencana gempa dan tsunami Aceh mengakibatkan lebih dari 200 ribu jiwa meninggal dan kerugian mencapai Rp51,4 triliun. PMI juga mendapat penghargaan ‘Henry Dunant Medale’ pada 11 November 2005 di Seoul, Korea Selatan. (*)

Related posts

Leave a Reply