IDEALOKA.COM – Sebanyak 99 jemaah haji Indonesia dilaporkan terserang radang paru-paru (pneumonia) selama menunaikan ibadah di Tanah Suci.
Angka ini menjadi perhatian serius Kementerian Kesehatan karena pneumonia merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang dapat berakibat fatal, terutama bagi jemaah dengan kondisi kesehatan yang rentan atau memiliki komorbiditas (penyakit bawaan).
Data yang dihimpun Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dari Daerah Kerja (Daker) Makkah maupun Madinah per tanggal 20 Mei 2025 hingga pukul 16.00 Waktu Arab Saudi, menunjukkan jemaah yang terserang pneumonia tersebar di berbagai sektor dan kloter.
BACA: 99 Jemaah Haji Indonesia Derita Radang Paru, Satu Orang Wafat
Mereka saat ini sedang menjalani perawatan intensif di rumah sakit rujukan di Makkah dan Madinah, Arab Saudi.
Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mengidentifikasi beberapa faktor risiko yang bertendensi sebagai pemicu atau pencetus kasus pneumonia di kalangan jemaah haji, antara lain:
1. Suhu panas ekstrem
Berdasarkan data real time KKHI, suhu hari ini di Makkah dan Madinah berkisar antara 41-47 derajat celcius. Suhu udara yang tinggi ini, jika kekurangan asupan cairan dapat menyebabkan dehidrasi yang bisa membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi.
2. Kelelahan fisik
Rangkaian ibadah haji yang padat, dari mulai lamanya perjalanan, umrah wajib hingga puncak di Armuzna, membutuhkan stamina fisik yang kuat, sehingga kelelahan dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.
3. Keramaian massa
Penularan penyakit dengan kepadatan jemaah haji hingga jutaan orang dapat meningkatkan risiko penularan virus atau bakteri penyebab pneumonia.
4. Riwayat penyakit penyerta (komorbiditas)
Jemaah dengan riwayat diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung memiliki risiko lebih tinggi.
BACA: Pemkab Kediri Lepas 1.092 Calon Jemaah Haji, Dapat Sambal Pecel dan Tumpang dari Mas Dhito
“Kami ingatkan tak bosan-bosan kepada jemaah untuk selalu waspada. Gunakan masker ketika batuk, pilek, dan di area keramaian. Cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer sebelum dan sesudah beraktivitas. Minum air putih atau zam-zam sedikit demi sedikit hingga 2 liter sehari. Yang mempunyai komorbid dan sudah minum obat rutin, jangan lupa obatnya diminum secara teratur,” tutur Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo di KKHI Madinah dikutip dari laman kemenkes.g.id, Rabu, 21 Mei 2025.
Ia berpesan bahwa puncak ibadah haji saat Armuzna memerlukan stamina yang tinggi, jemaah diimbau mengurangi ibadah sunnah seperti umrah yang berulang kali. Simpan energi dan jangan terlalu capek. Jangan merokok di sembarang tempat, hormati orang lain yang tidak merokok.
“Segera melapor dan memeriksakan diri saat kurang enak badan ke petugas kesehatan haji dan pos kesehatan. Kesehatan jemaah adalah prioritas utama kami. Mari kita jaga bersama-sama agar ibadah haji berjalan lancar dan seluruh jemaah kembali ke Tanah Air dengan sehat,” kata Liliek. (*)