Dirawat 10 Jam, Pasien dalam Pengawasan di Madiun Meninggal

idealoka.com (Madiun) – Seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) meninggal dunia saat dirawat di RSUD dr Soedono, Kota Madiun, Jumat, 20 Maret 2020. Pasien lansia usia 76 tahun itu warga Kabupaten Madiun yang masuk ke ruang isolasi pada Kamis malam, 19 Maret 2020, sekitar pukul 21.30 WIB.

Ketua tim penanganan pasien Corona RSUD dr. Soedono, Bambang Subarno, mengatakan saat masuk rumah sakit, kondisi pasien itu kesadarannya menurun. Indikatornya seperti leukosit (sel darah putih) dan limfosit (salah satu jenis darah putih) rendah.

Read More

BACA: Batuk Jangan Ditutup Pakai Telapak Tangan, Tapi …

“Saat datang ke IRD (Instalasi Rawat Darurat) kesadarannya menurun dan kondisinya jelek sekali. Yang bersangkutan tidak ada riwayat pergi ke mana-mana,” kata Bambang kepada wartawan.

Direktur RSUD dr Soedono, Bangun Trapsila Purwaka, mengatakan seorang pasien yang meninggal itu belum dapat dipastikan akibat terinfeksi Corona atau Covid-19. Sebab, spesimennya masih diuji di laboratorium Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan.

“Hasilnya masih seminggu lagi. Karena yang bersangkutan masuk dengan infeksi (darah) yang parah dan kesadarannya menurun, maka masukkan sebagai PDP,” ujar Bangun.

BACA: Cegah Corona, Warga Disarankan Konsumsi Empon-empon

Disinggung tentang kondisi empat PDP lain yang masih dirawat, menurutnya, satu di antanya dinyatakan positif terpapar virus Corona. Ia adalah istri dari pasien positif Corona yang meninggal di Solo, Jawa Tengah, dan dimakamkan di Magetan beberapa waktu lalu.

Dok: rsusemararatih.co.id

Saat ini, perempuan itu dirawat di ruang isolasi yang terpisah dengan tiga PDP lainnya. “Kondisinya semakin membaik,” ujar Bangun.

Adapun indikatornya, seperti suhu tubuh rata-rata 36,7 derajat celsius dan batuk mulai berkurang. Thorax foto sudah bagus dan kadar oksigen dalam darah (SpO2) normal yakni 96 persen. Kini tim medis RSUD dr. Soeodono juga telah mengambil spesimen kedua dari pasien tersebut untuk dilakukan uji laborium di Balitbangkes. (*)

  • Penulis: ND. Nugroho
  • Editor: Ishomuddin

Related posts

Leave a Reply