idealoka.com (Surabaya) – Kegiatan susur Kali Surabaya memasuki etape terakhir, Kamis, 20 Agustus 2020. Di etape terakhir ini, sebanyak 12 Perempuan Pejuang Kali Surabaya (PPKS) menyusuri aliran Kali Surabaya dari pintu air atau Rolak Gunungsari menuju Rolak Jagir, Wonokromo, Surabaya.
Selama perjalanan, mereka melakukan identifikasi timbulan sampah dan bangunan ilegal di bantaran Kali Surabaya.
“Dalam susur sungai ini, kami juga mengukur kualitas air dan memulung sampah yang terapung di Kali Surabaya,” kata Anggota PPKS, Qiadatul Rizkiah, yang juga mahasiswi Universitas Islam Negeri Surabaya (Uinsa).
BACA :
Rizkiah menjelaskan dalam kegiatan ini, PPKS memungut sampah plastik yang terapung dan mengidentifikasi merek sampah yang terapung di sungai.
“Dengan susur sungai ini akan teridentifikasi kebutuhan lokasi tempat sampah dan didorong (diminta) kepada pengelola sungai untuk melakukan clean up (pembersihan) dan warga diimbau agar tidak membuang sampah ke Kali Surabaya,” katanya.
BACA :
Kegiatan susur Kali Surabaya sejak 17 Agustus 2020 ini diinisiasi Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah atau Ecological Observation and Wetland Conservation (Ecoton) yang berbasis di Jawa Timur.
“Output (hasil) ekspedisi susur Kali Surabaya diharapkan akan tergambar dan tercatat peta hotspot timbulan sampah di Kali Surabaya, jumlah bangunan ilegal di bantaran Kali Surabaya, dan jadi bahan laporan atau pengaduan ke Gubernur Jatim, Balai Besar Wilayaj Sungai (BBWS) Brantas, dan Kementerian PUPR,” kata Direktur Eksekutif Ecoton Prigi Arisandi. (*)