i-nose c-19, Alat Pendeteksi Covid-19 melalui Bau Keringat Ketiak

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mencoba i-nose c-19 alat pendeteksi Covid-19 melalui keringat ketiak yang dikembangkan ITS, Sabtu, 16 Januari 2021. Foto: Humas ITS

idealoka.com (Surabaya) – Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya meluncurkan i-nose c-19. Alat skrining Covid-19 yang diklaim mampu mendeteksi dari bau keringat ketiak itu kini telah masuk uji klinis.

i-nose c-19 bekerja dengan cara mengambil sampel dari bau keringat ketiak (axillary sweat odor) seseorang. Kemudian memprosesnya menggunakan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

Read More

Guru Besar ITS Riyanarto Sarno mengatakan alat ini memiliki beberapa kelebihan. Sampling dan proses berada dalam satu alat, sehingga seseorang dapat langsung melihat hasil skrining i-nose c-19. Dengan begitu hasilnya tentu akan lebih cepat.

i-nose c-19 juga dilengkapi fitur near-field communication (NFC), sehingga pengisian data cukup dengan menempelkan e-KTP pada alat deteksi cepat Covid-19 ini,” ujar Riyanarto di rumah dinas Wakil Gubernur Jawa Timur, Sabtu, 16 Januari 2021, dikutip dari laman its.ac.id.

BACA : 3Dentist, Startup Produksi Gigi Tiruan Berbasis 3D Printer

Semua data yang terekam itu, selanjutnya disimpan di alat maupun cloud. Hal tersebut akan memudahkan pemeriksaan karena dapat terintegrasi dengan publik, pasien, dokter, rumah sakit, maupun laboratorium.

Sebenarnya i-nose c-19 sudah lama dikembangkan ITS. Pihak kampus membuat alat ini sejak empat tahun yang lalu. Namun karena merebaknya Covid-19, kemudian dioptimalkan pengembangannya menyesuaikan dengan virus ini mulai Maret 2020 lalu.

i-nose c-19 alat pendeteksi Covid-19 melalui keringat ketiak yang dikembangkan ITS. Foto: Humas ITS

ITS mengklaim dari segi biaya karena menggunakan komponen teknologi yang murah, i-nose c-19 tidak membutuhkan keahlian khusus dalam implementasinya.

Scanner ini dapat dilakukan oleh semua orang dengan perangkat pengaman yang lebih sederhana yakni hanya sarung tangan dan masker sebagai perlindungan dasar,” kata Riyanarto.

BACA : Erasty, Drone Pendeteksi Potensi Kecelakaan Kerja Karya Tim ITS

Ke depan diharapkan akan ditingkatkan data sampling untuk izin edar dan dapat dikomersialkan ke masyarakat. “Melihat semakin meningkatnya penyebaran virus Covid-19 ini, dunia membutuhkan banyak teknologi screening yang mudah dan cepat diimplementasikan,” tuturnya.

Tim ITS menunjukkan alat ini di hadapan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil  Elestianto Dardak di rumah dinasnya. Emil menyambut baik penemuan ini. “Saya dijelaskan bahwa alat ini sudah menjadi atensi bagi Menteri Riset dan Teknologi, ini hal yang sangat membanggakan, kami Pemprov Jatim terus mendukung inovasi berkelanjutan ini,” kata Emil.

i-nose c-19 akan menjadi alat screening Covid-19 pertama di dunia yang mendeteksi melalui bau keringat ketiak. “Kita sudah mengenal teknologi kecerdasan buatan yang berbasis suara dan penglihatan visual. Nah, sekarang ini kepekaan penciuman sudah bisa direplikasi menggunakan elektronik,” katanya.

Wakil Rektor IV ITS Bambang Pramujati yang turut mendampingi mengungkapkan jika penemuan yang digagas tim peneliti ITS ini merupakan salah satu lanjutan dari kontribusi ITS di era pandemi Covid-19 saat ini. Nantinya setelah melewati serangkaian uji coba dan peningkatan sampel, diharapkan  bisa mempercepat proses pendeteksian orang-orang yang terduga terjangkit virus Covid-19 maupun tidak.

“Dengan adanya inovasi dari ITS ini, kami juga meminta dukungan dari Pemprov Jatim untuk bisa bersama-sama memperkenalkan dan mengembangkan penemuan ini lebih lanjut,” ujar Bambang. (*)

Related posts

Leave a Reply