Sepatu Bordir Rameeza, dari Reseller hingga Ekspor

idealoka.com – Usaha sepatu bordir cukup menjamur di Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Bangil memang dikenal sebagai pusat usaha bordir di Jawa Timur. Bahkan sempat muncul istilah Bang Kodir singkatan dari Bangil Kota Bordir.

Di Bangil terdapat banyak usaha kecil menengah di bidang bordir baik baju, jilbab, perlengkapan rumah tangga yang diberi motif bordir hingga sepatu bordir berbahan kain, karet, dan spon. Bahkan beberapa usaha bordir di Bangil tergolong sudah besar dan sampai melayani pesanan dari luar negeri.

Read More

Sepatu Bordir Rameeza adalah salah satu usaha pembuatan sepatu bordir di Bangil yang cukup sukses. Usaha ini dirintis pasangan suami istri, Arif Wahyudi, 35 tahun, dan istrinya, Siti Toyyibah, 29 tahun. Pria yang akrab disapa Yudi itu semula hanya menjadi agen penjual atau reseller pada tahun 2010 atau delapan tahun yang lalu.

Pelanggan sedang memilih produk Sepatu Bordir Rameeza.

“Saya semula hanya menjual sepatu bordir dari produsen lain. Modalnya hanya seharga 1-2 pasang sepatu yang tak lebih dari Rp50 ribu per pasang,” katanya, Rabu, 10 Oktober 2018.

Yudi memanfaatkan teknologi informasi untuk memasarkan barang dagangannya baik melalui website dan media sosial Facebook maupun WhatsApp. Akun media sosial Sepatu Bordir Rameeza juga aktif memposting produk baru maupun paket kiriman yang siap kirim atau memposting resi pengiriman sehingga kepercayaan pelanggan meningkat. “Dengan media sosial, peminat dan pelanggan terus bertambah,” katanya.

Pelanggannya pun semakin banyak hingga akhirnya ia memutuskan untuk memproduksi sendiri sepatu border sejak tahun 2013. Dengan modal awal Rp20 juta, ia bisa memiliki empat unit mesin bordir komputer.

Dalam produksi sepatu bordir, Yudi dibantu tujuh pekerja yang berpengalaman di bidang sepatu border. Kapasitas produksinya sehari kini bisa 2 hingga 20 kodi atau 40 sampai 400 pasang sepatu.

Yudi sengaja tidak memberi label atau merek pada produk sepatu bordirnya. “Agar bisa dipasarkan luas dan mungkin diberi merek oleh orang-orang yang membeli barang dari saya,” katanya. Dengan begitu, selain melayani konsumen langsung, barang yang dijualnya juga bisa dijual kembali oleh reseller atau agen penjual yang akan memberi merek sendiri.

Usaha sepatu bordir yang dirintis Yudi dan istrinya ini semula hanya menempati ruangan 20 meter persegi di belakang rumahnya di Gang Wetan Alun Jalan Timur Alun 403 timur Alun-Alun Bangil. Sekarang menempati tempat usaha Rameeza Bordir di Jalan Salem Nomor 4 Bangil.

Selain dijual online dan melayani pengiriman barang, Yudi juga melayani pembelian eceran maupun partai besar. Semula hanya ada sekitar 18 motif sepatu border dalam katalog yang dibuat. Namun kini sudah bertambah jadi 170 motif. Motif yang diciptakan merupkan kreasi sendiri maupun motif best seller yang laku di pasaran.

Proses pembuatan sepatu bordir cukup sederhana. Bahan dasarnya diantaranya kain yang sudah dibordir, lapisan berbahan kain dan kasa, busa, sol sepatu dari karet, dan lem. Kain yang sudah dibordir dibuat polanya. Setelah itu semua bagian direkatkan dengan alat bantu pembuatan sepatu.

Semua bahan baku dibeli Yudi dari pihak lain kecuali kain yang dibordir dan dibentuk atau dipola sesuai ukuran sepatu. Sepatu bordir yang diproduksi adalah sepatu ukuran wanita dewasa, remaja, dan anak-anak. Yudi juga memproduksi sepatu untuk jemaah haji jika ada pesanan saat menjelang musim ibadah haji.

Menurut Yudi, para pekerja yang bekerja di tempatnya rata-rata sudah berpengalaman dalam produksi sepatu bordir di Bali. “Karena produksi sepatu bordir di Bali menurun, mereka pulang kampung ke Bangil,” ujarnya.

Sepatu bordir produksinya dipasarkan hampir merata di Indonesia mulai Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Lampung. “Bahkan sudah pernah ada pembeli dari Malaysia,” kata istri Yudi, Toyyibah.

Menurutnya, jasa ekspedisi sangat membantu pengiriman barang dagangannya selama ini.

Paket pengiriman Sepatu Bordir Rameeza menggunakan JNE Express.

“Kami sangat terbantu dengan adanya jasa ekspedisi. Apalagi sekarang kami tidak perlu ke tempat ekspedisinya karena kurir bersedia mengambil paketan kami langsung ke toko,” ujar Thoyyibah.

Soal pilihan jasa ekspedisi dan tarif menurutnya diserahkan pada pelanggan. “Untuk jasa ekspedisi sesuai permintaan pelanggan dan pelanggan pastinya sudah memahami tarif yang berlaku dengan mempertimbangkan jarak yang dituju,” tutur wanita berjilbab ini.

Semula usaha ini hanya membuat sepatu bordir dengan alas sol sepatu flat atau datar. Kini koleksinya sudah bertambah dengan model wedge atau alas sol sepatu yang tebalnya 3 centimeter dan 5 centimeter. Harga antara sepatu model flat dan wedge untuk eceran, reseller, dan grosir berbeda.

Paket pengiriman Sepatu Bordir Rameeza menggunakan JNE Trucking atau JTR.

Untuk model flat eceran Rp70 ribu per pasang, reseller Rp40 ribu, dan grosir Rp35 ribu. Untuk model wedge 3 centimeter eceran Rp90 ribu, reseller Rp60 ribu, dan grosir Rp50 ribu. Sedangkan model wedge 5 centimeter eceran Rp95 ribu, reseller Rp65 ribu, dan grosir Rp55 ribu.

Yudi menambahkan bahwa pengiriman barang pesanan pelanggan khususnya reseller dan grosir kebanyakan menggunakan jasa ekspedisi JNE Express. “Kalau lebih dari 5 kilogram biasanya kami pakai JNE Trucking atau JTR. JTR sangat membantu karena memberikan tarif yang sangat murah sehingga para pelanggan grosir tidak merasa berat di ongkos kirim kalau beli banyak. Layanan ini jauh lebih murah dari yang lain,” katanya. (*)

Penulis/Reporter: Ishomuddin

Related posts

Leave a Reply