idealoka.com – Pesantren sebagai entitas sosial tak bisa dilepaskan dalam dinamika politik bangsa Indonesia, pun dalam politik praktis. Pesantren yang ‘memegang’ massa besar –santri dan alumni- jadi incaran dan bisa jadi tambahan modal politik para politisi, selain basis massa partai politik.
Setiap ajang pemilu terutama Pemilihan Presiden (Pilpres), beberapa pesantren dengan massa besar mengeluarkan maklumat (pernyataan) atau tausiyah (nasihat atau pesan) dukungan politik ke calon tertentu.
Terkait keterlibatan pesantren dalam politik praktis ini –meski hanya sebatas dukungan- memunculkan dua perbedaan pendapat. Sebagian berpendapat bahwa apa yang dilakukan pesantren tersebut sudah melebihi batas karena pesantren sebaiknya hanya berperan dalam dunia pendidikan dan sosial, tak sampai mengeluarkan sikap dukungan politik secara kentara.
Pendapat lain menyebut, dukungan politik pesantren pada calon tertentu dalam kontestasi Pemilu maupun Pilkada sah-sah saja karena dianggap bagian dari ikhtiar politik dan fiqih siyasah (politik). Menerapkan kaidah fiqih: memilih yang terbaik atau memilih pilihan yang lebih atau paling sedikit mudaratnya.
Di ajang Pilpres 2014 dan 2019, dukungan kiai, ulama, dan alumni pesantren-pesantren besar terbelah, termasuk di Jawa Timur.
Misalnya, pondok pesantren Sidogiri, Kabupaten Pasuruan. Para kiai yang masuk dalam jajaran pengasuh terbelah dukungannya dalam Pilpres 2014 dan 2019 baik ke Jokowi dan Prabowo sebagai capres.
Begitu juga alumni pondok pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, yang terbelah jadi kubu pendukung Jokowi-KH Makruf dan Prabowo-Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019.
Sedangkan pengasuh pondok pesantren Walisongo, Kabupaten Situbondo, KHR Muhammad Kholil mengeluarkan surat himbauan dan ajakan untuk memilih Prabowo-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.
Sementara yang terbaru, kiai dan masayikh pondok pesantren Lirboyo, Kediri, mengeluarkan tausiyah atau maklumat mendukung Jokowi-KH Makruf Amin dalam Pilpres 2019. Dukungan Lirboyo ini berbelok dibanding Pilpres 2014 yang mendukung Prabowo-Hatta.
Dukungan pada Jokowi-KH Makruf Amin itu dibenarkan Ketua Umum Pengurus Pusat Himpunan Alumni Pondok Pesantren Lirboyo KH Abdulloh Kafabihi Mahrus. “Memang betul ada maklumat tersebut, khususnya untuk santri dan para alumni Lirboyo sesuai isi maklumat,” kata Kafabihi, Rabu, 13 Maret 2019.
Maklumat tersebut berisi tiga anjuran agar santri dan alumni Lirboyo menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2019; menciptakan pemilu yang aman, damai, dan beradab; serta memilih pasangan nomor urut 01 Jokowi-KH Makruf Amin.
Semua mengeluarkan pendapat atau alasan atas nama kebaikan umat dan bangsa atas pilihan politik tersebut. Namun tausiyah atau maklumat tersebut bisa jadi ‘ampuh’ atau sebaliknya, ‘tumpul’.
Sebab pilihan politik dipengaruhi banyak faktor mulai dari ideologi, agama, pengaruh sosial, fanatisme pada parpol dan tokohnya, serta money politics baik berupa uang atau bentuk lainnya. (*)