IDEALOKA.COM (Kediri) – Ketua DPC Gerindra Kota Kediri Katino menyayangkan pernyataan Ketua DPD PAN Kota Kediri yang juga mantan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar yang mengungkit-ungkit bantuan anggaran ke organisasi Islam ketika silaturahmi ke Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) setempat beberapa waktu lalu.
Katino yang juga Wakil Ketua Tanfidziyah Ranting NU Kelurahan Banjaran Katino mengatakan pernyataan mantan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar tersebut dianggap kurang etis. Sebab, jika itu disampaikan pada momentum tahun politik seperti saat ini bisa memicu pergolakan utamanya di kalangan warga Nahdliyin.
“Ini harus diluruskan supaya warga NU tidak bertanya-tanya, hibah sebesar itu bagi NU sendiri sampai dimana, karena banyak elemen-elemen. Jadi bukan hanya ke NU saja, tetapi untuk elemen lain,” kata Katino, Selasa, 1 Oktober 2024.
Menurut Anggota DPRD Kota Kediri dari Partai Gerindra ini, mengurusi organisasi keagamaan dengan cara membina dan memberi dana hibah adalah kewajiban setiap kepala daerah.
“Selama ini Pemkot Kediri selain ke NU juga memberi hibah ke Muhammadiyah dan ormas lain. Tetapi statemennya memberi hibah ke NU senilai Rp46 miliar. Uang dari APBD itu tidak perlu diutarakan karena ini tahun politik akan menjadi polemik,” kata Katino.
Abu Bakar yang juga suami calon Wali Kota Kediri nomor urut dua, Ferry Silviana Feronica, dalam rekaman sambutan yang beredar di media sosial mengungkit bantuan yang pernah dikucurkan Pemerintah Kota Kediri ke PCNU. Dia menyebut telah mengeluarkan anggaran puluhan miliar di eranya untuk NU Kota Kediri.
“Anggaran yang sudah kita keluarkan ya kurang lebih sekitar Rp50 miliar untuk kegiatan-kegiatan masjid, musala. Lalu juga guru madrasah, diniyah itu juga kurang lebih sekitar Rp50-an (miliar) lebih. Jadi ini yang perlu saya sampaikan karena dulu saya pernah ditanya, jane Pemerintah Kota itu ngetokne anggarane piro to? (Sebenarnya Pemerintah Kota itu mengeluarkan anggaran berapa?),” kata pria yang akrab disapa Mas Abu itu dalam sambutannya.
Dalam rekaman itu, Mas Abu menjelaskan dana hibah untuk Madin kurang lebih Rp2,5 miliar, guru TPQ sebesar Rp4,9 miliar, dan untuk majelis taklim sebesar Rp504 juta dalam kurun waktu satu tahun.
“Lalu dalam tahun 2018-2024 kami sudah mengucurkan untuk musala, masjid, TPA, TPQ, PCNU itu sebesar Rp46 miliar. Itu besaran anggaran yang kami keluarkan pada waktu itu dan harapan kami ke depan tentu ini harus dirangkai kembali, dirakit kembali supaya ke depan kita bisa saling mengisi kekosongan di Kota Kediri,” kata Mas Abu.
Selain dana hibah untuk NU, Mas Abu juga mengungkit kembali kerjasamanya dengan Ketua PCNU Kota Kediri KH Abu Bakar Abdul Jalil (Gus Ab). Dia sudah memberikan dukungan dan pendananan untuk agenda wakaf tempat ibadah umat Islam yang dikerjakan Gus Ab.
“Selama kepemimpinan saya, saya bekerjasama dengan NU untuk banyak hal termasuk perbaikan musala dan masjid. Lalu Gus Ab kemarin ada masalah wakaf itu juga diurusi. Karena ada beberapa wakaf yang diakusisi oleh ahli warisnya, akhirnya kita tidak bisa bantu,” ucap Mas Abu. (*)