idealoka.com – Salah satu masalah dalam peningkatan produksi dan kualitas mutu cabai adalah adanya serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Apabila tanaman cabai terlihat kerdil, berdaun kuning, dan tidak menghasilkan buah, waspadalah terhadap serangan kutu kebul.
Kutu kebul (Bemisia tabaci) merusak dengan menularkan virus kuning (virus gemini) yang mengakibatkan penyakit kuning keriting.
Virus kuning, menurut Neni Gunaeni dkk, ditemukan di dataran rendah dari 100 meter di atas permukaan laut (dpl) hingga dataran tinggi di atas 1000 meter dpl. Virus dapat menyerang berbagai umur tanaman. Virus menyerang berbagai varietas cabai dan menyebabkan kehilangan hasil 20-90 persen.
Gejala serangan virus ini, pada awalnya daun muda (pucuk) cekung dan mengkerut dengan warna mosaik ringan. Gejala melanjut dengan hampir seluruh dan muda (pucuk) berwarna kuning cerah, daun cekung dan mengkerut berukuran lebih kecil dan lebih tebal. Gejala lain adalah daun berwarna mosaik klorosis.
Pengendalian penyakit kuning keriting ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, namun intinya adalah segala upaya terpadu untuk menghalangi terjadinya infeksi terutama pada waktu tanaman masih muda.
Hasil beberapa penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian melalui Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Lembang menganjurkan beberapa langkah antara lain gunakan varietas toleran (tahan) yakni Tanjung-1, Tanjung-2, Lembang-1, atau varietas hybrid yang sudah beradaptasi baik seperti Hot Beauty, Hot Chili, TM 999 dan lainnya.
Pengendalian lainnya dengan menggunakan benih yang berkualitas, lalu penggunaan persemaian yang benar, imunisasi tanaman muda, pengolahan tanah dan pemupukan berimbang, penggunaan mulsa plastik hitam perak, penanaman tanaman penghadang, sanitasi, dan pencabutan tanaman sakit.
Untuk mengurangi populasi kutu kebul, dapat dilakukan tumpangsari berbagai jenis tanaman, atau menggunakan perangkap, juga manfaatkan musuh alaminya, juga penggunaan cendawan entomopatogen. Penggunaan insektisida nabati juga dapat dilakukan, untuk mengurangi residu pestisida pada produk sayuran dan lingkungan. (*)
Sumber: http://www.litbang.pertanian.go.id/info-teknologi/2534/