Dua ASN Meninggal Bergejala Covid-19, Kemenag Jember Kerja dari Rumah

idealoka.com (Jember) – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Jember memutuskan menerapkan sistem bekerja dari rumah atau Work Form Home (WFH). Keputusan itu dilakukan mulai Selasa, 8 September 2020 hingga 14 hari ke depan.

Kebijakan ini diputuskan Senin, 7 September 2020, selang beberapa jam setelah seorang ASN Kemenag Jember meninggal dunia karena positif Covid-19. Total dalam sepakan, ada dua ASN Kemenag Jember yang meninggal dunia dengan gejala Covid-19.

Read More

“Mulai hari ini WFH, prediksi sampai 14 hari. Tapi tidak menutup kemungkinan jika sudah aman, tidak sampai 14 hari sudah bisa buka. Kita akan koordinasi dengan Gugus Tugas Covid-19 Jember untuk penangananya,” kata Kepala Kemenag Jember Muhammad.

BACA : Dua ASN Positif Covid, Kemenag dan KUA di Jember Pilih Lockdown

ASN Kemenag Jember yang meninggal dunia dengan gejala Covid-19 adalah pria berinisial MK. Semula, MK merasa tidak enak badan pada Rabu, 3 September 2020. “Dia lalu izin ke saya untuk pulang kantor lebih awal dan saya suruh pulang saja. Kemudian Kamis (4 September 2020), istrinya SMS ke saya, izin bahwa Pak MK tidak bisa masuk karena tidak enak badan. Kemudian Sabtu (6 September 2020), istrinya kembali kirim SMS mengabarkan suaminya sudah meninggal dunia,” tutur Muhammad.

Saat mengeluh tidak enak badan, MK memiliki gejala sesak napas. Sayangnya, MK tidak langsung dibawa ke rumah sakit. Namun karena sesak nafas semakin memburuk, MK kemudian dibawa keluarganya ke rumah sakit pada Sabtu, 6 September 2020. Sebelum sampai rumah sakit, MK sudah meninggal dunia. “Karena itu tidak sempat diswab dan pemakamannya secara biasa, tanpa protokol Covid-19,” kata Muhammad.

Selang beberapa hari setelah MK izin tidak bisa masuk kerja, ASN lainnya yang masih satu ruangan, HR, juga merasakan tidak enak badan. “Saya suruh rapid test, hasilnya nonreaktif.  Tapi reaksi badannya seperti sesak. Akhirnya dibawa ke Laboratorium. Kata dokter ada cairan di paru-paru. Akhirnya diswab, ternyata positif. Langsung isolasi di rumah sakit Jember Klinik dengan keluarga seluruhnya,” tutur Muhammad.

BACA : Universitas Jember Tawarkan KKN Tematik Pemberdayaan Masyarakat Hadapi Covid-19

Hanya dirawat beberapa hari, Senin, 8 September 2020, HR yang berusia lebih muda dari MK, meninggal dunia. HR kemudian dimakamkan dengan protokol Covid-19 dan seluruh anggota keluarganya telah dijemput untuk isolasi di fasilitas kesehatan.

Kemenag Jember akhirnya mengambil langkah sigap. “Berkas-berkas kantor sudah dibawa pulang teman-teman untuk WFH. Kita juga sudah menyarankan seluruh pegawai yang merasa tidak enak badan agar segera pulang dan isolasi mandiri sampai sehat. Kalau bisa langsung rapid test, jangan takut. Karena sekarang masih masa pandemi,” tutur Muhammad.

Dalam surat edarannya, Muhammad meminta seluruh pegawainya tidak keluar kota dan tertib menjalani isolasi mandiri di rumah sampai situasi membaik. “Tolong  jaga kesehatan, makan yang bergizi, tingkatkan imun. Tiap keluar rumah harus pakai masker dan cuci tangan,” katanya.

BACA : Siasati Covid, Universitas Jember Gelar Ujian Skripsi Online

Jika mengalami gejala tidak enak badan, ia meminta seluruh pegawainya tidak ragu memeriksakan diri ke rumah sakit. “Jangan seperti orang awam, takut periksa ke rumah sakit. Karena opini yang berkembang di masyarakat awam, kalau sakit di rumah sakit langsung dianggap Covid-19. Padahal tidak seperti itu,” ujarnya.

Sikap kewaspadaan itu penting agar penanganan terhadap mereka yang diduga terpapar virus bisa lebih optimal. “Kalau sudah diketahui sejak dini, ikhtiar bisa lebih maksimal. Karena virus ini tidak kelihatan. Kita merasa sehat, terus bersentuhan orang lain yang imunnya lemah bisa tertular,” ujarnya.

Kemenag Jember juga telah berkoordinasi dengan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jember agar dilakukan penyemprotan cairan disinfektan ke seluruh ruang kerja Kantor Kemenag Jember. Selain itu, Kemenag Jember juga berencana menambah tempat cuci tangan di areal kantor. (*)

Related posts

Leave a Reply